Senin 07 Mar 2016 17:08 WIB

Suku Dayak Ini Gelar Ritual Khusus Sambut Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari
Gerhana Matahari

REPUBLIKA.CO.ID, BARITO SELATAN -- Suku Dayak Ma'anyan yang berdomisili di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, menyambut datangnya Gerhana Matahari pada 9 Maret 2016 dengan ritual khusus.

"Itu karena pergerakan gerhana matahari itu penting untuk kami amati secara cermat sebagai pertanda kehidupan," kata Damang Adat Desa Bundar, Kecamatan Dusun Utara, Darlen M. Linda (73), di Barito Selatan, Senin (7/3).

Menurut dia, gerhana atau yang dalam Bahasa Suku Dayak Ma'anyan disebut dengan "Wulan Telen" tersebut memiliki pertanda sesuai dengan arah pergerakan dari mana bulan itu melintasi matahari pada saat siang hari.

"Apabila bulan menutupi matahari atau mulai lindung itu bergerak dari bawah ke atas maka itu pertanda tidak baik. Kalau fenomena gerhananya seperti itu, menurut kepercayaan kami akan banyak manusia yang akan menderita berbagai macam penyakit. Sawah, ladang serta kebun bisa terjadi gagal panen," katanya.

Demikian juga halnya bila bulan menutupi matahari mulai dari atas menuju ke bawah, maka pertandanya pun sangat tidak baik, sebab manusia akan saling ribut baik itu perang, berebut kekuasaan dan lain sebagainya.

Akan tetapi, lanjut Darlen M. Linda, jika pergerakan bulan menutupi matahari mulai dari kiri atau dari kanan, maka hal itu pertanda dunia akan aman, adil, makmur dan sentosa.

"Kita berharap gerhana pada tanggal 9 Maret 2016 akan terjadi pergeseran dari kiri atau dari kanan sehingga dunia akan aman dari peristiwa-peristiwa yang merugikan umat manusia," harapnya.

 

Mitos Naga

Dalam tradisi warga Suku Dayak Ma'anyan, hal ihwal gerhana memang menjadi perbincangan karena legenda bulan atau matahari sedang ditelan sang naga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement