REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Sulawesi Tengah, Muhammad Nurul Haq menolak adanya budaya asing yang akan dipertontonkan di lokasi festival Gerhana Matahari Total (GMT), 9 Maret mendatang.
"Pada dasarnya KNPI Sulteng sangat mendukung jika kegiatan dalam rangka promosi seni budaya lokal bahkan kami menganjurkan itu dilaksanakan. Tapi kalau budaya orang luar yang dibawa masuk dan menjadi tontonan masyarakat, itu yang kami tolak," ujar Muhammad Nurul Haq di Palu, Ahad (6/3).
Ia juga menanggapi terkait protes sejumlah warga Kota Palu dan Kabupaten Sigi, terkait privatisasi lokasi pengamatan GMT di Desa Ngatabaru, yang harus mengeluarkan sejumlah uang untuk mengakses ke lokasi tersebut. "Kami mensinyalir lokasi itu akan dijadikan area khusus, di mana budaya-budaya asing akan dipertontonkan kepada masyarakat sekitar," ujarnya.
Menurut Nurul Haq, saat ini wisatawanasing yang masuk ke Ngatabaru sudah hampir 3.000 orang. Informasi yang diperoleh KNPI Sulteng dari rundown kegiatannya ada pertunjukan DJ dan music party. Sehingga KNPI Sulteng meminta penyelenggaranya untuk memperjelas konten acara.
"Kalau hanya musik-musik itu kenapa harus mahal masuk. Atau mungkin itu strategi agar orang umum tidak boleh masuk. Kalau kita lihat party-party gerhana di luar negeri, kalau itu dimasukkan ke Palu itu sangat bertentangan dengan budaya kita," ujar Nurul Haq.
Indikasi lain mengapa lokasi itu menjadi sangat privasi adalah saat sejumlah anggota DPRD Sulteng tidak dibolehkan masuk. Menurut Nurul Haq, alasannya karena di lokasi itu ada acara khusus bagi para bule.
"Kalau betul ini dilaksanakamn oleh lembaga swasta, bagaimana posisi pemerintah. Soal izinnya bagaimana. Itu kan seperti negara sendiri," katanya.
Parahnya, KNPI Sulteng mendapatkan informasi, saat ini sekira 300 orang bule dari komunitas Hippie Amerika sudah berada di Ngatabaru. Hippie adalah sebuah kultur yang muncul di Amerika Serikat sekitar tahun pertengahan 1960-an.
Mereka biasa mendengarkan musik psychedelic rock. Terkadang para hippie menggunaan narkoba dan ganja yang dapat memberikan mereka efek terbang sehingga merangsang imajinasi.
"Kami menduga komunitas Hippie itu sudah masuk kesana. Indikasi yang sudah terlihat, bule-bule masuk ke tengah masyarakat dengan menenteng botol miras," ucapnya.
KNPI Sulteng pun mendesak pemerintah mengawasi semua acara-acara yang dilaksanakan oleh pelaksana di GMT. Pemerintah diminta mengawasi seluruh acara yang berkaitan dengan GMT di Sulawesi Tengah guna menjaga masuknya paham-paham negatif dari luar dengan mendompleng momen GMT.
"Jangan sampai daerah kita terjadi bencana hanya gara-gara budaya-budaya yang bertentangan dengan norma agama dan masyarakat kita dipertontonkan bebas di sana," ujar Nurul Haq.