Ahad 06 Mar 2016 20:32 WIB

Jalan Menuju Tugu Dialihkan Saat Berlangsung Gerhana Matahari

Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sejumlah ruas jalan menuju kawasan Tugu Yogyakarta akan dialihkan sementara selama sekitar tiga jam karena di lokasi tersebut akan digunakan untuk kegiatan nonton bareng gerhana matahari, Rabu, 9 Maret 2016.

"Masyarakat diimbau untuk menggunakan jalur alternatif lain apabila tidak berkepentingan menuju kawasan Tugu Yogyakarta," kata Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Golkari Made Yulianto di Yogyakarta, ahad (6/3).

Pengalihan jalur menuju kawasan Tugu Yogyakarta akan dilakukan mulai pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB. Pengalihan dilakukan untuk kendaraan dari arah timur, utara dan barat.

Kendaraan dari arah timur akan dialihkan menuju Jalan Ahmad Jazuli dari Jembatan Gondolayu, sedangkan dari arah utara akan dialihkan menuju Jalan Pakuningratan dan darai arah barat dialihkan ke Jalan Bumijo.

Pengalihan arus kendaraan tersebut, lanjut Golkari, akan menimbulkan kepadatan di ruas-ruas jalan tertentu terlebih pengalihan dilakukan pada saat jam sibuk meskipun pada Rabu (9/3) merupakan hari libur nasional.

Namun demikian, masyarakat yang hendak mengikuti kegiatan melihat gerhana matahari yang dipusatkan di Tugu justru akan memperoleh akses parkir yang lebih luas.

"Dari sejak subuh sudah akan dilakukan persiapan-persiapan sebelum dilakukan penutupan dan pengalihan arus. Kami akan sesuaikan dengan kondisi di lapangan," katanya.

Kegiatan melihat gerhana matahari di kawasan Tugu Yogyakarta merupakan kerja sama antara berbagai pihak yaitu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Taman Pintar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, serta Komunitas Penjelajah Langit.

Sebelumnya, Kepala Kantor Taman Pintar Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan, puncak gerhana matahari di Yogyakarta akan terjadi pukul 07.23 WIB dengan persentase 81,59.

"Akan ada teleskop yang bisa digunakan untuk melakukan pengamatan. Masyarakat diimbau tidak melihat langsung matahari saat proses gerhana terjadi karena radiasi matahari bisa membahayakan retina mata," kata Yunianto.

Ia menyebut, gerhana matahari yang hanya akan terjadi di wilayah Indonesia tersebut merupakan peristiwa langka dan baru akan terjadi 33 tahun lagi sehingga kegiatan nonton bareng tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan bersama-sama oleh masyarakat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement