REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Komite Nasional Keselatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan investigasi sehubungan dengan tenggelamnya KMP Rafelia 2. tua Subkomite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak Syahbandar.
"Kami segera akan lakukan penyelidikan penyebab kecelakaan ini," ujar dia, melalui siaran pers yang diterima Republika,co.id, Ahad (6/3).
Sebagai langkah awal, kata dia, terlebih dulu akan dilakukan wawancara mendalam terhadap para penumpapang kapal. Tim investigasi KNKT tiba di Banyuwangi sejak kemarin. Mereka langsung menggelar pertemuan dengan stakeholder terkait di kantor ASDP Pelabuhan Ketapang. Selain itu, tim KNKT juga menyambangi rumah sakit tempat korban tenggelamnya Ravelia 2 dirawat.
Nantinya tim investigasi KNKT akan mengumpulkan berbagai dokumen yang memberikan informasi berhubungan dengan peristiwa tersebut. Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan KNKT dengan segera turun ke Banyuwangi.
"Kami berterima kasih, semua pihak segera merespons tragedi ini dengan sangat cepat. Bahu-membahu semuanya, tidak saling menyalahkan. Basarnas bahkan mengerahkan sekitar 200 personelnya, nelayan setempat juga turun membantu pencarian korban," ujar Anas.
Hingga saat ini, telah ditemukan 4 jenazah dari 5 korban yang dinyatakan hilang dalam tragedi tenggelamnya Kapal Rafelia II di perairan Selat bali pada Jumat (4/3) yang membawa 81 orang. Keempat korban yang ditemukan tersebut terdiri atas 2 jenazah pria, 1 perempuan, dan 1 bayi laki-laki. Dua jenazah pria adalah Mualim Puji dan Agustia asal Karawang, Jawa Barat. Sedang seorang ibu dan anaknya yakni Masruroh (25 tahun) dan Romlan (18 bulan).
Sementara tim evakusi, kata Anas masih melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan yakni nakhoda Bambang Adi. Jenazah korban kini tengah berada di RSUD Blambangan. Terkait biaya rumah sakit, Pemkab Banyuwangi tengah meminta asuransi untuk membantu.