REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyebut pencitraan sensor modis Terra dan Aqua mendeteksi sebanyak 69 titik panas mengepung Pulau Sumatera, sekitar 77 persen di antaranya terdapat di Provinsi Riau.
"Titik panas terpantau pada dua provinsi yakni Riau 53 titik dan Sumatera Utara 16 titik," papar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Ahad.
Ia menjelaskan, jumlah titik panas di Sumatera tersebut terpantau berdasarkan pencitraan Satelit NOAA pada pagi pukul 07.00 WIB dan berlaku hingga tanggal 7 Maret 2016 pukul 07.00 WIB.
Jika dibandingkan hari sebelumnya, lanjut dia, maka jumlah titik panas itu berjumlah sama baik dari sebaran maupun jumlah provinsi. Tapi bila dibanding pekan sebelumnya, maka akhir pekan ini jumlah meningkat satu titik panas dari 68 menjadi 69 titik.
Data BMKG Stasiun Pekanbaru akhir pekan lalu atau lonjakan tertinggi titik panas pekan itu terjadi pada Ahad (28/2), sebanyak 68 titik tersebar di Riau 28 titik, Sumatera Utara 17 titik, Bengkulu 9 titik, Aceh 7 titik, Sumatera Barat 6 titik dan Kepulauan Riau 1 titik panas.
"Hari ini jauh lebih besar dibanding pekan lalu. Kalau pekan lalu 68 titik panas tersebar enam provinsi, tapi kali ini 69 titik tersebar dua provinsi. Di Riau merupakan terbesar sekitar 77 persen jumlah titik panas," terangnya.
Sugarin menjelaskan, ke-53 titik panas di Riau tersebut, tersebar kepada enam kabupaten/kota seperti di Bengkalis 19 titik, Dumai 18 titik, Kepulauan Meranti 7 titik, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing 1 titik panas.
Dari total jumlah titik panas terpantau, dia melanjutkan, 37 titik di antaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
"Titik api terbanyak terpantau di Dumai dengan 16 titik, diikuti Bengkalis 14 titik, lalau Kepulauan Meranti 4 titik api, Siak 2 titik dan Indragiri Hilir 1 titik," kata dia.