REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan berdasarkan pencitraan Satelit NOAA melalui sensor modis Terra dan Aqua, terdeteksi 53 titik panas terdeteksi di Provinsi Riau pada Sabtu (5/3) sore.
"Titik panas terpantau di tujuh kabupaten dan kota se-Riau. Bengkalis dan Dumai merupakan wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak masing-masing 19 dan 18 titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru.
Ia mengatakan jumlah titik panas yang terpantau satelit pada sore tadi pukul 16.00 WIB jauh melonjak dibandingkan pada pagi harinya. Ia melanjutkan, selain Bengkalis dan Dumai, sejumlah wilayah lain yang terpantau adanya titik panas adalah Siak lima titik dan Meranti tujuh titik.
Selanjutnya Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing satu titik panas. Sementara itu, dari 53 titik panas yang terpantau, Sugarin mengatakan 37 diantaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
"Titik api terbanyak masih terpantau di Dumai dengan 16 titik dan Bengkalis 14 titik. Selanjutnya Meranti empat titik api, diikuti Siak dua titik dan Indragiri Hilir satu titik," ujarnya.
Meski begitu, Sugarin mengatakan bahwa kondisi jarak pandang di wilayah itu masih normal dengan jarak antara lima hingga delapan kilometer.
Hingga saat ini, dua kabupaten telah menetapkan status siaga kebakaran lahan dan hutan yakni Bengkalis dan Meranti. Kota Dumai dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menetapkan status serupa.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menegaskan bahwa pemerintah setempat akan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan di sejumlah wilayah itu.
"Kita maksimalkan dulu sumber daya yang ada sebelum mengajukan bantuan ke pusat. Selain itu, saat ini baru dua daerah yang menetapkan siaga darurat kebakaran lahan. Mungkin jika ada dua lagi daerah yang menetapkan status yang sama, akan kita pertimbangkan pengajuan bantuan ke pusat," jelasnya.
Lebih jauh, dia mengatakan saat ini Riau masih memliki anggaran sekitar Rp100 miliar yang tersebar di beberapa SKPD yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi kebakaran lahan.