Sabtu 05 Mar 2016 14:40 WIB

Riau Dikepung 20 Titik Panas

Red: Nur Aini
Kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: EPA/Nuno Andre Ferreira
Kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan bahwa berdasarkan pencitraan Satelit NOAA melalui sensor modis Terra dan Aqua, terdeteksi 20 titik panas masih menyebar di Provinsi Riau.

"Berdasarkan pantauan satelit pada Sabtu pukul 05.00 WIB, 20 titik panas menyebar di tiga kabupaten dan kota se Riau," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru, Sabtu (5/3).

Ia menjelaskan, ke 20 titik panas itu terdeteksi di Bengkalis dua titik, serta Dumai dan Siak masing-masing sembilan titik. Sementara itu, dari 20 titik panas tersebut, 16 diantaranya dipastikan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan. Ke-16 titik api itu tersebar di Dumai dan Siak masing-masing tujuh titik serta Bengkalis dua titik. Keberadaan titik api di Riau terus terpantau BMKG dalam beberapa pekan terakhir.

Meski begitu, Sugarin mengatakan bahwa kondisi jarak pandang di wilayah itu masih normal antara lima hingga delapan kilometer. Hingga saat ini, dua kabupaten telah menetapkan status siaga kebakaran lahan dan hutan yakni Bengkalis dan Meranti. Kota Dumai dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menetapkan status serupa.

Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menegaskan bahwa pemerintah setempat akan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan di sejumlah wilayah itu. "Kita maksimalkan dulu sumber daya yang ada sebelum mengajukan bantuan ke pusat. Selain itu, saat ini baru dua daerah yang menetapkan siaga darurat kebakaran lahan. Mungkin jika ada dua lagi daerah yang menetapkan status yang sama, akan kita pertimbangkan pengajuan bantuan ke pusat," ujarnya.

Dia mengatakan saat ini Riau masih memliki anggaran sekitar Rp 100 miliar yang tersebar di beberapa SKPD yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi kebakaran lahan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement