Sabtu 05 Mar 2016 06:52 WIB

Jurus Agama tak Produktif Galang Dukungan di Pikada DKI

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif mengatakan, memang sejauh ini telah muncul nama-nama yang menyatakan siap bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017. Akan tetapi, dari nama-nama yang muncul tersebut, belum nampak ada yang mampu menyaingi popularitas Ahok.

Ali memprediksikan, calon-calon yang bermunculan akhir-akhir ini akan menggunakan jurus agama untuk menggalang dukungan. "Jadi seolah-olah Ahok itu Chinise, nonmuslim, minoritas untuk dilawan dengan mayoritas," kata Ali kepada Republika.co.id, Jumat (4/3).

Padahal, Ali mengatakan, strategi tersebut tidak akan produktif dalam menggalang dukungan. Apalagi jika orang-orang yang memelopori penggalangan politik untuk mendukung lawan Ahok itu adalah kelompok yang selama ini kerap berseberangan dengan Ahok. Jika hal itu terjadi, Ali mengatakan kemungkinan untuk menang itu semakin tidak ada. "Kartu agama tidak produktif untuk menggalang dukungan kekuatan melawan Ahok," kata Ali.

(Baca Juga: 'Ahok Sebaiknya Gunakan Partai di Pilkada DKI 2017')

Menurut dia, cara yang paling tepat untuk menyaingi Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah dengan mencari calon yang sepadan dengannya. Meski sejauh ini, menurut dia, sosok tersebut hanya ada pada diri Ridwan Kamil dan Tri Rismaharani

"Paling aman adalah mencari calon yang kira-kira sekredible Ahok. Meski sejauh ini belum ada yang seperti itu selain Emil dan Risma," kata Ali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement