REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Polres Jembrana, Bali, membantu penuh penanganan musibah kapal tenggelam di Selat Bali, Jumat siang, yang hingga berita ini ditulis informasi korbannya masih simpang siur.
"Meskipun itu masuk wilayah perairan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, kami membantu penuh dengan menginstruksikan Satuan Polisi Air untuk melakukan misi penyelamatan," kata Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Djoni Widodo.
Karena peristiwanya berada di perairan Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, ia mengaku, belum bisa memberikan data yang pasti terkait korban tenggelamnya kapal jenis Landing Craf Tank (LCT) Revalia II ini.
"Kami belum tahu mendapatkan informasi apakah ada korban jiwa dalam musibah ini. Yang terpenting adalah melakukan misi penyelamatan," katanya, saat dihubungi Jumat (4/3) siang.
Sementara Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Gilimanuk Sugeng Purwono, juga belum bisa memberikan keterangan detail terkait kejadian ini, khususnya berkaitan dengan ada atau tidaknya korban jiwa.
"Kejadiannya di perairan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Meskipun kami disini terus koordinasi dengan petugas disana, tapi saya belum tahu pasti apakah ada korban jiwa dalam musibah ini," katanya.
Informasi terakhir yang diperoleh dari Polres Jembrana, Jumat petang, tenggelamnya kapal yang mengangkut 18 unit truk tronton, 4 unit truk besar, 4 unit truk sedang dan 4 unit pick up ini diduga karena bocor.
Di atas kapal tersebut ada siswa enam SMK Pelayaran Kalipuro yang sedang praktek kerja, dan seluruhnya dikabarkan selamat, sementara nasib nahkoda dan kru kapal belum diperoleh informasi yang pasti, termasuk nasib sopir, kernet dan penumpang lainnya.
Upaya penyelamatan dilakukan aparat gabungan dari SAR, TNI AL, Polisi Air dibantu seluruh kapal yang beroperasi di Selat Bali serta nelayan.
Kapal LCT Ravelia II, berangkat dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat siang.