Jumat 04 Mar 2016 19:22 WIB

Plastik Berbayar Rp 200 Dinilai Kurang Efektif

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ilham
Kantong plastik.
Foto: Flickr.com
Kantong plastik.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penerapan plastik berbayar di toko ritel mendapat berbagai respons dari masyarakat. Di Surabaya, sebagian konsumen memilih membawa kantong dari rumah untuk membawa barang belanjaan saat berbelanja di minimarket.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di salah satu minimarket di Jalan Ketintang Madya, Kecamatan Gayungan, Jumat (4/3) sore, empat dari lima pembeli menolak saat ditawari kantong plastik oleh kasir minimarket. Rata-rata mereka memasukkan belanjaan ke dalam tas atau kantong belanja yang mereka bawa dari rumah.

Namun, pembeli yang berbelanja barang cukup banyak memilih membeli plastik karena tidak membawa kantong belanja. "Sekarang lebih banyak yang menolak kalau ditawari plastik. Harganya sama untuk semua ukuran, besar atau kecil Rp 200," kata salah satu kasir minimarket di Ketintang Madya, Eka Santi Dewi.

Salah satu warga, Atiqoh Hasan (26), mengaku lebih senang membawa kantong belanja dari rumah ketimbang membeli atau diberi plastik oleh minimarket. Bahkan, sebelum diterapkan plastik berbayar pada 21 Maret 2016, Tika, panggilan akrabnya, kerap membawa kantong belanja sendiri untuk membawa belanjaan.

"Bukan soal hemat, tapi lebih pada menjaga lingkungan," kata Tika saat ditemui seusai belanja di salah satu minimarket di wilayah Ketintang.

Warga Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, tersebut menilai, dengan membawa tas sendiri akan menghemat penggunaan plastik. Karena sampah plastik akan sulit terurai dan hanya bisa didaur ulang.

Namun, menurutnya, plastik berbayar yang dibanderol Rp 200 di wilayah Surabaya tersebut kurang efektif. Sebab, kebanyakan masyarakat masih suka menggampangkan harga yang dinilai terlalu murah tersebut.

Meskipun ia membawa kantong dari rumah, menurutnya masih banyak masyarakat yang memilih membayar kantong plastik. Namun, dia juga meminta agar harga yang ditetapkan tidak terlalu mahal. Sebab, pemerintah sebenarnya juga punya andil dalam pengelolaan sampah.

"Kalau masyarakat dikasih beban bayar, usaha konkret pemerintah apa?" kata perempuan berhijab ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement