REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat khususnya nelayan dan wisatawan mewaspadai tinggi gelombang di perairan laut selatan daerah itu yang saat ini terpantau mencapai 1,25-2,5 meter.
"Perlu diwaspadai para nelayan dan wisatawan yang beraktivitas di dekat pantai selatan, karena tinggi gelombang masih berpotensi meningkat," kata Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono, Jumat (4/3).
Menurut dia, tinggi gelombang itu dpicu oleh kecepatan angin yang bertiup dari arah tenggara di permukaan laut selatan yang saat ini mencapai 5-25 knots. Tinggi gelombang itu masih bisa meningkat terutama bila terjadi hujan lebat atau muncul awan cumulonimbus (CB).
Oleh sebab itu meski masih aman bagi nelayan untuk melakukan pelayaran, menurut dia, tetap harus diwapadai Apabila muncul awan yang menggumpal dengan warna hitam (awan CB), sebab awan jenis CB bisa menyebabkan hujan lebat, petir dan angin kencang yang dapat meningkatkan tinggi gelombang.
"Awan CB ini bisa menghasilkan angin kencang yang dapat meningkatkan tinggi gelombang, jadi waspadai bila di kisaran laut muncul awan gumpalan hitam pekat," kata Djoko.
Selain itu, menurut dia, tinggi gelombang tersebut juga dipicu oleh adanya gangguan cuaca jangka pendek berupa tekanan udara rendah yang berdampak pada perubahan pola angin timuran di wilayah pesisir.
Sementara itu, Djoko menjelaskan untuk curah hujan selama Maret ini diperkirakan masih cukup tinggi. "Untuk pancaroba diperkirakan baru akan terjadi mulai April hingga Mei 2016," kata dia.