REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kapal LCT Refalia II tenggelam di Selat Bali pada Jumat (4/3), sekitar pukul 13.30 WITA. Kapolres Jembrana, AKBP Joni Widodo mengatakan kapal angkut tersebut sedang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk (Bali) menuju Ketapang (Banyuwangi).
"Lokasi kapal tenggelam sudah masuk ke Perairan Banyuwangi. Meski demikian, sebagai tetangga kami tetap mengirimkan bantuan," kata Joni dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/3).
Polres Jembrana melakukan koordinasi dan bantuan evakuasi dengan mengirimkan dua unit Kapal Satuan Polisi Air dan Udara (Satpol Airud) menuju Perairan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Ada juga bantuan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Jembrana dan rekan-rekan dari TNI Angkatan Laut (AL).
Joni menambahkan pihaknya juga berkoordinasi dengan ASDP Gilimanuk untuk mendapatkan data manifestasi penumpang. Hal ini sebab di karcis masuk kapal angkut tersebut tidak menyertakan nama penumpang. Ada sekitar 58 penumpang yang berada di kapal tersebut.
(Baca: Puluhan Korban KMP Rafelia Tenggelam Berhasil Dievakuasi)
Manajer Operasi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang, Wahyudi Susianto mengabarkan kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) karam saat mengangkut total 27 unit kendaraan. Kendaraan tersebut berupa 18 unit truk tronton, satu unit truk fuso, empat unit truk sedang, dan empat unit mobil pick up.
"Semuanya truk pengangkut barang," ujarnya dihubungi terpisah.
Wahyudi sendiri saat ini masih melakukan koordinasi dengan petugas di lapangan karena sedang dinas luar di Jakarta. Informasi terakhir yang diterimanya, pihak-pihak terkait masih melakukan evakuasi.