Jumat 04 Mar 2016 16:29 WIB

Begini Cara Kemenhub Meningkatkan Keselamatan di Perlintasan Kereta Api

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Winda Destiana Putri
Perlintasan kereta api
Foto: Republika
Perlintasan kereta api

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurangnya tingkat kesadaran diyakini menjadi salah satu faktor atas banyaknya kecelakaan yang terjadi di perlintasan kereta api, meski pembatas perlintasan sudah ditutup.

Menurut data Kementerian Perhubungan, pada 2105 telah terjadi sekitar 247 kecelakaan kereta api dengan korban jiwa sebanyak 53 orang.

Pelanggaran yang terjadi meliputi kenekatan pengguna jalan yang memutuskan menyebrang meski pembatas perlintasan telah ditutup.

Sejak tahun lalu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian menggandeng Honeywell bekerjasama meningkatkan keselamatan di perlintasan dengan mengembangkan sistem deteksi dan peringatan kereta api di lintasan sebidang atau Honeywell Radar Scanner.

Presiden Honeywell Indonesia Alex Pollack mengharapkan, dengan adanya sistem baru tersebut dapat mendeteksi pelanggaran yang terjadi, dan yang utama memberikan peringatan lebih dini untuk kereta maupun pengguna jalan.

"Melalui sistem deteksi dan peringatan otomatis diharapkan membantu mencegah kecelakaan dan secara positif memperbaiki perilaku pengguna jalan terutama mereka yang menyeberang di lintasan kereta api," ujarnya dalam uji coba teknologi ini di perlintasan kereta api Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (4/3).

Ia menjelaskan, tes uji coba alat tersebut akan menunjukkan sistem pada radar scanner telah berfungsi dengan baik untuk mendeteksi benda-benda di lintasan sebidang kereta api.

"Ketika kereta api mendekati zona yang telah terkonfigurasi, sistem ini akan memperingatkan pengguna jalan dan kendaraan yang terdeteksi untuk mundur ke zona aman," lanjutnya.

Ia menyebut, sistem ini juga menunjukkan adanya beberapa perubahan dalam perilaku pengguna jalan, lantaran pengguna jalan akan diperingati oleh sinyal audio jika melanggar pintu palang perlintasan kereta saat kereta sudah mendekat.

Ia menambahkan, uji coba ini juga mengungkapkan sejumlah potensi penggunaan dari radar scanner termasuk untuk memperingatkan kereta secara langsung melalui Operation Center dan untuk digunakan di lintasan tanpa palang pintu di seluruh Jawa, Sumatera, serta Kalimantan.

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert Blake memuji komitmen Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang tidak kenal kompromi jika sudah membicarakan aspek keselamatan.

"Pemasangan tekologi dari Honeywell ini lahir dari pertemuan kita dengan Pak Jonan ketika Pak Menteri (Perhubungan) mengekspresikan kecemasan beliau akan keselamatan orang-orang yang melintasi jalur rel kereta dimana ditempat ini tiga tahun yang lalu terjadi kecelakaan yang besar," ungkapnya.

Ia menambahkan, teknologi tersebut sudah terbukti berhasil saat diterapkan di AS, Eropa, dan Jepang. Sedangkan Indonesia, ia katakan, menjadi negara pertama di Asea Tenggara yang menerapkan sistem tersebut.

"Saya sangat senang melihat Honeywell bekerjasama dengan insinyur di Indonesia. Kolaborasi yang sehat antara industri dan pemerintah memainkan peranan kunci dalam membantu meningkatkan keselamatan di Indonesia," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement