Jumat 04 Mar 2016 15:10 WIB

Cegah DBD dengan Bombastik

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sejumlah anak pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dirawat dengan menggunakan velbed di ruangan cempaka yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dirawat dengan menggunakan velbed di ruangan cempaka yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Belum redanya kasus demam berdarah, membuat Pemerintah Kecamatan Cangkringan meluncurkan program Bocah Merapi Pembasmi Jentik (Bombastik). Camat Cangkringan, Edi Harmana menyampaikan, program ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah kasus demam berdarah (DBD) di wilayah setempat.

“Dalam pelaksanan Bombastik ini kami bekerja sama dengan Puskesmas, tenaga pendidik, pemuda pemudi, dan masyarakt setempat,” kata Edi di Balai Desa Wukirsari, Cangkringan, Jumat (4/3).

Menurutnya, Bombastik beranggotakan siswa-siswi dari 20 SD se-Kecamatan Cangkringan. Satu sekolah mempunyai satu dusun binaan, dengan kegiatan rutin monitoring jentik. Ke depannya Edi merencanakan agar semua dusun Cangkringan bisa terlibat dalam kegiatan Bombastik.

Ia mengemukakan, Bombastik juga berperan sebagai media edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya pemberantasan jentik. Termasuk sosialisasi bagi anak-anak. Edi berharap dengan terbentuknya Bombastik, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan bisa lebih baik. Dia berharap masyarakat rajin melakukan aktivitas 3M+ dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Novita Krisnaeni menjelaskan, peningkatan kasus DBD dipengaruhi banyak faktor.Di antaranya pengaruh musim hujan yang menimbulkan banyak genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypty. Selain itu, kelembapan udara dan perilaku masyarakat menjadi faktor penting penyebab terjadinya kasus DBD.

Novita mengemukakan, Dinkes Sleman telah melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus DBD. Misalnya dengan menyebarkan leaflet mengenai DBD ke masyarakat, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, dan memperluas pembentukan kader juru pemantau jentik (jumantik) di beberapa Puskesmas. Termasuk Jumantik cilik yang melibatkan anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement