REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut ada cara supaya masyarakat bisa menikmati posisi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Caranya, melalui lewat program magang.
Basuki atau biasa dipanggil Ahok mengatakan sudah periode ketiga program magang di pemerintah DKI dibuka. Ia menyebut hanya ada sekitar 30 hingga 40 orang saja yang akan diterima dari ratusan pelamar. Ahok mengatakan keuntungan ikut program magang adalah bisa mencicipi bekerja seperti Gubernur.
"Harapan saya magang seperti ini dan mereka betul-betu bebas. Bebas di ruangan saya itu. Gantian bisa makan bareng, mereka juga pakai ruang rapat saya, semua data saya buka. Jadi mereka bisa berlagak seperti Gubernur," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (4/3).
Ahok mengatakan para peserta magang diberikan kesempatan mengkritisi kebijakannya. Lewat kritikan itu, Ahok meminta mereka menemukan solusi atas permasalahan Ibu Kota. Menurutnya, orang pintar harus mengajarkan yang bodoh, bahkan jika orang yang bodoh itu adalah dirinya. Ia tak keberatan jika harus diajarkan oleh para peserta magang.
"Mereka boleh kritik saya. Saya selalu bilang sama mereka kalau bodoh (harus) nurut, kalau pinter (harus) ngajar. Jadi jangan menjadi manusia yang sudah bodoh nggak mau nurut, pinter nggak mau ngajar. Itu istilah kampung saya," kata Ahok.
Secara terbuka Ahok menyampaikan kepada peserta magang di kantornya, jika mereka pintar akan menerima masukan dari mereka. "Kalau mereka pintar, biasanya datang berdua terus bilang sistem bapak (Ahok, Red) terlalu lemah. Ya sudah, apa kelemahannya? dia paparin. Mana solusinya? Dia paparin. Oh masuk akal. Oke serahkan, kira-kira gitu. Saya jadi murid mereka," ujarnya.