Jumat 04 Mar 2016 13:28 WIB

Dua Daerah di Indonesia Ini Dinilai Paling Bijak Gunakan Kantong Plastik

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Kantong plastik.
Foto: Flickr.com
Kantong plastik.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per 21 Februari 2016 memberlakukan plastik berbayar Rp 200 per kantong. Jaringan minimarket besar di Indonesia, Alfamart menjadi salah satu perusahaan ritel di Bali yang menerapkan kebijakan tersebut.

Setelah sepekan implementasi, Regional Corporate Communication Manager PT Sumber Alfaria Trijaya, Arif L Nursandi mengatakan konsumen Alfamart di Bali dan Lombok termasuk yang paling bijak dalam menggunakan kantong plastik. Lombok sendiri padahal secara resmi belum masuk ke dalam 23 kota yang menjadi target Alfamart terkait pemberlakuan plastik berbayar secara nasional.

"Konsumen di Bali dan Lombok sudah sangat sadar dengan kebijakan ini meski pada 1-2 hari pertama masih ada komplain. Banyak dari pelanggan membawa kantong sendiri, atau meminta kardus bekas yang kami sediakan jika ada yang berbelanja dalam jumlah banyak," kata Arif kepada Republika, Jumat (4/3).

Jumlah gerai Alfamart di Bali dan Lombok saat ini terdata masing-masingnya sekitar 120 gerai. Alfamart secara nasional menargetkan minimal ada penurunan penggunaan plastik untuk kantong berbelanja sekitar 25-40 persen.

Uang Rp 200 per kantong plastik yang dibayarkan konsumen akan dikembalikan peritel yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ini dalam bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Alfamart misalnya aktif mendanai proposal-proposal kegiatan bertemakan lingkungan, serta bantuan kemanusiaan juga pendidikan di daerah dan nasional.

Arif mengatakan Alfamart tidak melihat besar kecil nominal pembelian plastik tersebut, melainkan tujuan dari program nasional ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat supaya lebih bijak menggunakan plastik. Alfamart selama ini sudah menggunakan plastik ramah lingkungan jenis oxium yang bisa terurai dalam dua tahun.

Meski harga yang dibebankan ke konsumen Rp 200 per kantong, ongkos produksi yang dikeluarkan perusahaan sebetulnya Rp 350 per kantong. "Jadi, selama ini sebetulnya kami rugi mengeluarkan kantong plastik," katanya.

Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan konsumsi plastik di Indonesia per kapita sudah mencapai 17 kilogram (kg) per tahun dengan pertumbuhan konsumsi 6-7 persen per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement