REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Terdapat sekitar 7.000 nelayan di Kabupaten Pangandaran. Sebagian besar merupakan nelayan tradisional yang menggunakan kapal kecil. Sehingga, bertahun-tahun lamanya potensi laut Kabupaten Pangandaran dan Provinsi Jawa Barat belum tergali sepenuhnya.
Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Fuad Husen mengatakan, sejauh ini hasil tangkapan nelayan belum sebanding jika dibandingkan dengan potensi laut yang ada. Sebab, potensi yang ada di laut belum sepenuhnya tergali. Masih jauh sekali menggali dan memaksimalkan potensi yang ada di laut saat ini.
Menurutnya, laut Jawa Barat khususnya di bagian selatan Kabupaten Pangandaran masih belum bisa dimanfaatkan oleh penduduk Jawa Barat khususnya penduduk Pangandaran. "Potensi laut belum tergali dari perkiraan potensi baru tergali 15 persen," kata Fuad kepada Republika, Kamis (3/3)
Banyak faktor yang membuat potensi laut belum tergali sepenuhnya. Menurut Fuad, karakter masyarakat dan budaya penduduk lokal juga kerap masih menjadi kendala. Nelayan Pangandaran terbiasa melaut satu hari, mereka tidak terbiasa melaut berhari-hari.
Selain itu, nelayan tradisional masih belum bisa menerima kehadiran nelayan modern yang menggunakan kapal lebih besar. Sehingga menimbulkan konflik.
Dikatakan Fuad, mengatasi masalah ini diperlukan peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran dan semua instansi untuk mengubah cara berpikir nelayan di Pangandaran. Diperlukan sosialisasi untuk membantu nelayan tradisional agar lebih bisa menggali potensi laut yang ada.
Sementara, terkait kapal untuk nelayan, Fuad berharap, Kabupaten Pangandaran mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah dan pusat. Ia juga berharap banyak dari program Kementrian Kelautan dan Perikanan yang akan membagikan 5.000 unit kapal.
Fuad menyarankan, pembagian kapal harus disesuaikan dengan SDM nelayannya. Sebaga contohnya nelayan di Kabupaten Pangandaran, akan lebih cocok diberi kapal yang berukuran 5 GT sampai 10 GT. Jika diberi kapal yang lebih besar, dikhawatirkan nelayan tidak bisa mengoperasikannya karena modal melautnya terlalu besar.
"Kapal berukuran 5 GT sampai 10 GT sudah bisa melaut sejauh 35 mil di selatan itu sudah laut dalam dan kapal tersebut akan bisa menggali potensi laut Pangandaran," ujar Fuad.
Di Kabupaten Pangandaran ada beberapa kategori nelayan. Di antaranya, nelayan tangkap, juragan yang mempunyai kapal, buruh kapal atau anak buah kapal dan nelayan budidaya seperti penambak. Nelayan yang jumlahnya sekitar 7.000 orang, hampir semuanya termasuk nelayan tradisonal. Kedepannya diharapkan nelayan di Kabupaten Pangandaran mampu menggali potensi laut secara maksimal.