Kamis 03 Mar 2016 16:17 WIB

Pasukan Katak Terjun Bersihkan Lumpur Drainase Istana

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ani Nursalikah
Beberapa anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL melakukan penyisiran gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (3/3).
Foto: Antara/Meli Pratiwi
Beberapa anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL melakukan penyisiran gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 12 personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) diterjunkan untuk membersihkan saluran air (drainase) yang berada di pusat Ibu Kota, Kamis (3/3). Dengan dilengkapi peralatan selam, mereka memulai operasi itu dengan menyusuri kali penghubung Abdul Muis dari arah barat, kemudian masuk gorong-gorong menuju Jalan Merdeka Utara.

Hasilnya, tim Kopaska mendapati gorong-gorong di dekat kompleks Istana Negara dalam kondisi tersumbat lumpur. Parahnya lagi, endapan lumpur tersebut sudah mencapai ketebalan hingga 80 cm. Padahal, tinggi gorong-gorongnya hanya satu meter.

“Lumpurnya sudah mengeras sehingga sulit bagi anggota kami membersihkannya,” kata  Komandan Detasemen IV Satuan Kopaska Koarmabar, Kapten Laut Edy Tirtayasa, selaku pemimpin operasi pembersihan tersebut.

Ia pun lantas meminta bantuan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk membongkar endapan lumpur tersebut. Sebanyak empat mobil Damkar dikerahkan ke lokasi, kemudian petugas menyemprotkan air dengan tekanan tinggi ke arah lumpur yang menyumbat gorong-gorong itu.

Usia lumpur tersebut diperkirakan sudah menahun. “Prediksi saya mungkin ada lima tahunan. Tapi mudah-mudahan pekerjaan ini bisa cepat dituntaskan,” kata Kepala Suku Dinas Damkar Jakarta Pusat, Idris DN.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, pengecekan dan pembersihan saluran air di Jakarta seharusnya menjadi kewenangan Suku Dinas PU Tata Air di tiap-tiap wilayah. Namun, saat Republika.co,id mengonfirmasi kepada salah satu petugas Sudin PU Tata Air Jakarta Pusat, Sindon, terungkap tidak ada program pengecekan berkala yang dilakukan instansi tersebut terhadap drainase Ibu Kota.

“Setahu saya tidak ada pengecekan rutin untuk gorong-gorong. Sebagai petugas lapangan, kami bekerja sesuai perintah atasan saja. Kalau tidak ada perintah, kami juga tidak akan berani melakukan pengecekan sendiri,” kata Sindon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement