Rabu 02 Mar 2016 17:21 WIB

10 Bulan Berlalu, Pedagang Pasar Johar Masih Pilu

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ani Nursalikah
  Dua petugas Pemadam Kebakaran Pemkota Semarang memadamkan api yang membakar Pasar Johar Semarang, Ahad (10/5) dini hari. (Republika/Bowo Pribadi)
Dua petugas Pemadam Kebakaran Pemkota Semarang memadamkan api yang membakar Pasar Johar Semarang, Ahad (10/5) dini hari. (Republika/Bowo Pribadi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kebakaran yang meluluhlantakkan Pasar Johar, Kota Semarang sudah hampir 10 bulan berlalu. Namun para pedagang pasar tradisional terbesar di Jawa Tengah ini tak kunjung mampu melupakan pilu.

 

Harapan untuk segera memulihkan perputaran uang, sementara ini masih sebatas angan. Proses relokasi pedagang yang semula sangat dinantikan ternyata juga masih menyisakan persoalan.

 

Mulai tempat relokasi pedagang di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), pengundian lapak pedagang yang jauh dari keinginan para pedagang hingga infrastruktur yang tersedia.

 

Sutini (41 tahun), salah seorang pedagang pakaian mengakui meski lapak sudah didapat bukan berarti persoalan pedagang selesai karena mereka masih harus memikirkan segi keamanan barang. Untuk menambah tempat atau ruang agar dagangan aman para pedagang masih harus mengeluarkan biaya sendiri. “Tau sendiri, sejak musibah kebakaran itu kemampuan kami belum sepenuhnya pulih,” ujarnya, Rabu (2/3).

 

Menurutnya, persoalan ini yang tidak pernah dipikirkan. Bagi pedagang yang dagangannya harus habis, seperti daging masalah keamanan tempat ini bukan menjadi persoalan.

 

Intinya, para pedagang masih membutuhkan bantuan untuk bisa benar-benar siap kembali berdagang dengan nyaman. “Kalau memang memungkinkan, ada bantuan bagi pedagang untuk melengkapi prasarana yang ada tempat relokasi ini,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement