REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat masih tinggi. Sepanjang Februari 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi mencatat ada 255 pasien penderita DBD di wilayah Kab Bekasi.
Jumlah ini meningkat bila dibandingkan data Januari 2016 yang berada di kisaran 160 pasien. "Tren naik dibandingkan 2015, tapi belum KLB. Korban tewas sepanjang 2016 ada 17 pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Moharmansyah Boestari, kepada Republika, Rabu (2/3).
Ari berharap, tren kasus DBD menunjukkan penurunan memasuki bulan Maret 2016. Kendati pasien DBD dapat dipastikan masih akan terus bertambah, Dinkes Kab Bekasi berharap minimal jumlah kematian tidak bertambah.
Pihaknya sudah mengimbau kepada rumah sakit lewat surat edaran perihal penanganan pasien-pasien DBD. Ada beberapa rumah sakit yang penuh, tapi tidak sampai membludak. Ia menambahkan, sejauh ini pasien DBD masih tertangani dengan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit-rumah sakit.
Selain DBD, kata Ari, penyakit yang juga harus diwaspadai pada musim penghujan adalah penyakit saluran pernafasan, gatal-gatal, dan diare. Apalagi, banjir merata di Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu. "Dinkes sudah mendirikan posko-posko dan berkoordinasi dengan teman-teman di Puskesmas siap datang untuk menjemput bola," kata Ari.
Direktur RSUD Kabupaten Bekasi, Sumarti, menambahkan, per 2 Maret 2016, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Kabupaten Bekasi sebanyak 18 orang. Total pasien DBD yang dirawat pada Januari sebanyak 33 orang. Total pasien Februari lebih tinggi daripada Januari, tetapi angka pastinya belum diketahui. Tren sudah mulai menunjukkan penurunan dibanding awal dan pertengahan Februari.
"Ketersediaan tempat tidur saat ini masih cukup. Apabila terjadi ledakan, kami telah menyiapkan tempat tidur-tempat tidur tambahan. Termasuk, alternatif terakhir, menyiapkan aula dengan velbed," kata Sumarti.