REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cimahi dari Januari hingga Februari pada tahun ini telah mencapai 128 orang. Angka ini meningkat ketimbang tahun lalu periode sama yang berjumlah 96 penderita.
Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Cimahi Romi Abdurakhman menuturkan, total penderita DBD ini merupakan warga Cimahi dan tersebar dari tiap kelurahan. Sebab, semua kelurahan di Cimahi termasuk daerah endemik DBD.
"Ini warga cimahi semua, yang dirawat-inapkan di rumah sakit," tutur dia, Selasa (2/3).
Menurut dia, meningkatnya kasus DBD ini karena berbagai faktor. Faktor cuaca ikut memengaruhinya tapi tidak menjadi penyebab utama. Karena, meski saat ini musim hujan, tapi jika masyarakat tetap menjaga perilaku hidup dengan menjaga kebersihan lingkungan, maka potensi timbulnya DBD pun bisa terhindari.
Artinya, kata dia, faktor penting untuk bisa menghindari penyakit ini ada pada perilaku masyarakat terhadap lingkungannya. "Tidak semata mata karena musim. Sebetulnya kembali ke perilaku manusianya," tutur dia.
Misalnya, sering kali di halaman rumah warga itu terdapat botol, kaleng, ataupun ember. Keadaan ini menyebabkan air hujan tertampung di dalamnya sehingga lambat-laun akan membuat jentik nyamuk berkembang-biak. "Ini yang harus dihindari," tutur dia.
Merebaknya penyakit DBD ini tak hanya terjadi di Cimahi, tapi juga di Kabupaten Bandung Barat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Pupu Sari Rohayati menyatakan sejak awal 2016 sudah ada 117 kasus DBD yang mengancam warga KBB.
Angka penderita ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang jumlahnya mencapai 179 kasus. "Dari awal tahun kita sudah melakukan fogging ke daerah-daerah yang rawan," ujar dia.
Pupu menambahkan, ada sembilan desa yang sudah di-fogging yakni Desa Pakuhaji, Mukapayung, Laksana Mekar, Gadongbangkong, dan Bongas. Sedangkan untuk wilayah yang termasuk endemik DBD, yakni Kecamatan Cililin dan Cipatat. Jumlah penderita DBD dari dua kecamatan itu memang tergolong lebih banyak ketimbang kecamatan lainnya.
Kata dia, sudah ada dua korban meninggal akibat DBD asal KBB pada tahun ini. Dua korban ini dari Desa Cimaremen Kecamatan Ngamprah dan Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah.
Korban yang pertama sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Dustira Cimahi, dan yang kedua sempat dirawat di Rumah Sakit Indra Medical Center di Ngamprah.
Kepala Desa Cilame Kecamatan Ngamprah KBB Aas Muhamad Asor menuturkan, ada 50 warganya yang sudah terkena penyakit DBD sejak Februari lalu. Dari total tersebut, lima di antaranya telah mendapat perawatan rawat inap di rumah sakit di kawasan Ngamprah.
"Kalau dirata-ratakan, dua orang tiap RW itu menderita DBD," kata dia. Akibat merebaknya penyakit tersebut, pihaknya bersama warga sudah mulai melakukan kerja bakti untuk pemberantasan sarang nyamuk yang kebanyakan ada di permukiman.