REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah demam berdarah dengue (DBD) saat ini masih terus menghantui Jakarta. Untuk itu, masyarakat di ibu kota diminta untuk terus mewaspadai ancaman penyebaran penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, Koesmedi Priharto mengatakan, jumlah kasus DBD baru yang terdapat di seluruh Jakarta dalam dua bulan terakhir belum mengalami penurunan yang berarti. Menurut catatan, angka pasien DBD di Jakarta sejak awal Januari hingga pekan ketiga Februari sudah mendekati 2.000 kasus.
"Memasuki Maret ini, kasus DBD baru yang muncul di Jakarta belum lagi berkurang secara signifikan. Rata-rata ada tiga pasien baru pengidap DBD yang masuk rumah sakit setiap harinya," ujar Koesmedi kepada Republika, Selasa (1/3).
Berdasarkan laporan sementara dari hasil surveilans di sejumlah RS yang ada di Jakarta, Kota Jakarta Selatan menempati urutan teratas terserang DBD, yakni mencapai 24,52 persen.
Sementara, untuk tingkat kecamatan, Kecamata Kelapa Gading di Jakarta Utara memiliki angka kesakitan atau incidence rate (IR) DBD tertinggi yaitu 37,54 persen.
"Data hasil surveilans di RS-RS itu kami perbarui setiap dua pekan," kata Koesmedi.
Menurut Koesmedi, tidak semua pasien DBD yang menjalani perawatan di RS-RS Jakarta berasal dari ibu kota. Berdasarkan catatan yang diperoleh instansinya, sebagian mereka ada yang datang dari daerah-daerah perbatasan sekitar Jakarta seperti, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
"Di RSUD Pasar Rebo misalnya, beberapa pasien DBD-nya berasal dari Depok dan Bekasi. Sementara, RS Fatmawati kadang juga menampung pasien DBD dari Tangerang Selatan," tuturnya.
Keosmedi pun mengingatkan agar masyarakat terus mewaspadai penyebaran DBD ke depannya. Salah satunya adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkelanjutan.