Senin 29 Feb 2016 19:07 WIB

Menkominfo Perkirakan Transaksi E-Commerce Capai 25 Miliar Dollar

Rudiantara
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Rudiantara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memperkirakan transaksi e-commerce atau perdagangan online pada 2016 dapat mencapai 25 miliar dolar AS. Jumlah tersebut naik hingga 40 persen dibandingkan 2015 yang diperkirakan mencapai 13 miliar dolar AS.

Ia mengatakan pertumbuhan e-commerce yang pesat tersebut didorong oleh target pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen. Selain itu dukungan, pertumbuhan transasksi e-commerce tersebut juga seiring dengan gencarnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan terkait perdagangan elektronik tersebut, serta penetrasi internet yang terus meningkat.

Menteri juga mengatakan, pada tahun ini, pihaknya akan menerbitkan Peraturan Menteri terkait dengan perlindungan data nasabah e-commerce. Dengan adanya peraturan tersbeut diharapkan masyarakat semakin yakin bahwa transaksi e-commerce aman dan terlindungi.

"Sehingga akan mendorong masyarakat untuk masuk dalam e-commerce," katanya.

Sementara itu, saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah terkait e-commerce telah berada di Kementerian Perdagangan. Ia memprediksi pada Maret ini, Peraturan Pememrintah terkait e-Commerce tersebut telah diterbitkan.

Sementara itu, CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, saat ini pelanggan e-commerce diperkirakan mencapai 70 juta. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring penetrasi internet yang juga terus berkembang. Ia mengatakan, di era internet inilah, peluang besar bagi para pengusaha UKM dalam memasarkan produknya tidak hanya tingkat lokal bahkan ke luar negeri.

Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (IdEA) Daniel Tumiwa mengatakan, saat ini terdapat 56 juta UKM yang terus tumbuh. Dukungan inovasi dan teknologi akan semakin mendorong perkembangan para pengusaha.

Senior EVP Transaction Banking Bank Mandiri Rico U Frans mengatakan, adanya e-commerce saat ini juga dapat menjadi peluang bagi pembiayaan perbankan untuk UKM. Hal ini mengingat dengan e-commerce, profilling perusahaan juga semakin baik.

Misalnya, adanya e-commerce, bank dapat mengetahui berapa jumlah transaksi perdagangan UKM tersebut. Sehingga hal ini dapat menjadi acuan bank dalam menyalurkan kredit. Selama ini, menurut dia, kebanyakan profilling terhadap pengusaha UKM bersifat impresi. Profilling hanya dilihat saat wawancara. Dengan e-commerce, maka data-data untuk melakukan profilling pengusaha UKM juga semakin lengkap.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement