REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menargetkan 58.321 balita diimunisasi polio serempak pada Selasa (8/3). Pemberian imunisasi kepada balita tersebut bertujuan agar Indonesia terbebas dari polio pada 2020.
“Penyakit polio tidak bisa disembuhkan, tidak ada obatnya, tapi bisa dicegah,” kata Kasubag Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Didin Fitriyadi kepada Republika.co.id, Senin (29/2).
Dinas Kesehatan mencatat ada 58.321 balita di Kota Tasikmalaya. Semua balita akan menjadi target Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016. PIN dilaksanakan sebagai upaya mencegah serangan virus polio penyebab kelumpuhan.
Polio disebabkan virus polio yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut. Kemudian, virus tersebut menginfeksi saluran usus. Virus ini juga dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem syaraf pusat. Virus polio melemahkan otot dan mengakibatkan kelumpuhan.
Sekitar 50 persen kasus polio terjadi pada anak-anak usia balita. Karenanya, Didin mengimbau masyarakat yang memiliki balita untuk ikut PIN Polio 2016.
Pada Selasa (8/3) akan disediakan sekitar 800 Pos PIN Polio 2016 yang tersebar di Kota Taikmalaya. Sejak awal Februari, Dinas Kesehatan sudah melakukan sosialisasi secara intens ke seluruh Puskesmas dan Kantor Kecamatan yang ada di Kota Tasikmalaya.
Meskipun 10 tahun terakhir tidak ditemukan kasus polio di Kota Tasikmalaya, ia menilai PIN Polio tahun ini penting dan perlu dilakukan. Tujuannya untuk mencegah munculnya kasus polio baru.
“Pentingnya, dengan dua tetes vaksin polio kita terhindar dari penyakit kelumpuhan,” ujar Didin.
Balita berusia nol sampai 59 bulan menjadi target PIN Polio 2016. Pos PIN Polio 2016 akan ditempatkan juga di tempat-tempat umum seperti di pasar, mal, dan tempat umum lainnya.
Ia menambahkan, jika masih ada masyarakat yang belum membawa balita ke Pos PIN Polio 2016, petugas akan mendatangi balita tersebut. Selama tiga hari, petugas akan menyisir balita untuk memastikan semuanya mendapatkan vaksin polio.