Senin 29 Feb 2016 07:50 WIB

Miliki Observatorium, Pesantren Ini Gelar Nobar Gerhana Matahari

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Bilal Ramadhan
gerhana matahari total terlihat dari propinsi Hunan di Cina tahun 2009
Foto: Reuters
gerhana matahari total terlihat dari propinsi Hunan di Cina tahun 2009

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalam bakal menunjukkan kelasnya sebagai pondok elit saat terjadi Gerhana Matahari Total (GMT). Mungkin, satu-satunya pondok di Tanah Air yang memiliki fasilitas observatorium, bermanfaat saat terjadi gerhana matahari total pada 9 Maret nanti.

''Masyarakat yang ingin nobar (nonton bareng) menyaksikan gerhana matahari, silakan datang ke sini. Ini peristiwa langka, kemungkinan seumur hidup hanya sekali. Karena terjadi 833 tahun sekali,'' tutur Sugeng Riyadi, Pengasuh Observatorium CASA (Club Astronomi Santri Assalam), Senin (29/2).

Warga Solo dan sekitar masih bisa menyaksikan gerhana matahari walau sebagian. Permukaan matahari hanya nampak 15 persen. Dan, berbentuk sabit tebal dibagian kanan atau selatan.

Sugeng mengatakan, nobar bertujuan agar masyarakat  bisa menikmati kejadian langka ini. Untuk melihat peristiwa alam ini, masyarakat harus menggunakan alat bantu kaca mata khusus, solar filter.

Ponpes Assalam menyediakan 2.300 kacamata solar filter untuk masyarakat yang ingin melihat fenomena alam ini. Selain itu, juga menyediakan tiga teropong digital yang dilapisi solar filter dan sembilan teleskop.

Alat tersebut, digunakan untuk melihat proses gerhana matahari di anjungan observatorium. Selain teleskop milik Casa Assalam, nantinya juga akan datang teleskop dari Bosscha Observatory. Dalam menyambut kejadian langka gerhana matahari nanti, Observatorium menyiapkan ribuan kaca mata berfilter.

Ini disiapkan untuk menyaksikan gerhana matahari. Kejadian diprediksi melintas pondok pesantren yang terletak di Desa Pabelan, Kecamatan Kartosuro, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, dan sekitar, Rabu (9/3) pukul 06.20 WIB.

''Kita sudah mempersiapkan semua hal bagi masyarakat yang ingin menyaksikan peristiwa bersejarah. Kemungkinan sekali seumur hidup. Ini karena, gerhana matahari ini sangat langka. Terjadi 833 tahun sekali,''kata Sugeng Riyadi lagi.

Observatorium PPMI Assalam sudah melakukan berbagai persiapan. Di antaranya, teleskop pemantul, teleskop pembias, teleskop portable, teleskop sky watcher, astrolabe, cassegrain, kamera dslr, bioculer filter, dan lain-lain. Selain itu, juga disediakan layar monitor berukuran besar dan juga kaca mata yang sudah dipasang filter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement