Ahad 28 Feb 2016 06:14 WIB
Hari-Hari Terakhir Kalijodo

Azan tak Lagi Terdengar di Kalijodo

Rep: C21/ Red: Karta Raharja Ucu
Mihrab sebuah musola di Kalijodo (foto: Yasin Habibi/Republika)
Foto: Yasin Habibi/Republika
Mihrab sebuah musola di Kalijodo (foto: Yasin Habibi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suara azan tidak lagi lantang terdengar dari pengeras suara Mushala Al-Muttaqin yang berdiri di dekat lokalisasi prostitusi Kalijodo. Jelang waktu eksekusi penggusuran pada Senin (29/2) besok, kegiatan shalat lima waktu memang masih berlangsung di mushala tersebut, tetapi panggilan shalat tidak lagi terdengar karena kabel pengeras suara sudah hilang dicuri orang.

Mushala yang terletak di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara itu diresmikan pada 24 September 2003 atau 27 Rajab 1424 H. Pengurus masjid, Pujiono (43 tahun) mengatakan, suara azan sudah tidak lagi nyaring berkumandang hingga ke luar mushala.

"Karena listrik telah dimatikan sejak pukul 10.00 wib, Jumat (26/2) kemarin," kata dia, Sabtu (27/2).

Tetapi, Jumat malam petugas PLN sempat mendatangi sejumlah tempat ibadah di Kalijodo untuk membuka aliran listrik. Tetapi, karena sejumlah kabel listrik mushala dicuri orang, listrik pun tak lagi menyegat di sana.

Sabtu siang, saat Republika.co.id datang, pengurus mushala sedang mengangkut sejumlah perabotan, seperti kabel, pintu besi, karpet shalat, bedug, rebana, hingga Alquran. Barang-barang itu rencananya akan dipindahkan ke mushala di Rusun Marunda.

Ia berharap aktivitas keagamaan tetap tidak luntur, meskipun berada di tempat yang berbeda. Karena sejumlah program seperti Yasinan, pengajian ibu-ibu dan anak-anak usai Shalat Maghrib, rutin dilakukan setiap harinya di mushala tersebut.

"Untuk anak yang ngaji sekitar 30 orang anak-anak, laki-laki dan perempuan," kata dia.

Pujiono yang diamanahi menjadi bendahara mushala mengaku sudah menyerahkan masalah keuangan kepada marbot yang juga keluarga yang mewakafkan tanah mushala.

"Saya sudah serahterimakan ke marbot. Dia orang tua yang mewakafkan tanah untuk membangun mushala," kata dia.

Pascapenggusuran nanti, Pujiono mengaku akan pulang ke kampung halaman. Bersama istri dan anaknya ia akan kembali ke Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/2). "Alhamdulillah saya ada rumah keluarga istri di Cilacap, Jawa Tengah," tutur Pujiono yang selama tinggal di Kalijodo bekerja di percetakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement