REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis Asma Nadia menyayangkan banyaknya pemblokiran terhadap dakwah menyoal LGBT di jejarang sosial, seperti Facebook.
Namun, menurutnya, pemblokiran tidak boleh serta-merta menyurutkan niat siapa pun untuk berdakwah menyoal LGBT di Facebook.
Penulis novel Pesantren Impian itu menilai, perlu menyiasati cara untuk berdakwah di media sosial.
"Butuh cara yang lebih halus, kita tak bisa dengan bahasa langsung (cari bahasa--Red) yang lebih halus," kata Asma saat berbincang dengan Republika.co.id belum lama ini.
Selain itu, ia berujar, dakwah di jejaring sosial Facebook sebaiknya tidak menyudutkan kaum LGBT. Kendati demikian, menurutnya, masih banyak media lainnya yang dapat dimanfaatkan seseorang untuk berdakwah, seperti Youtube dan Instagram.
"Misal, homoseksual diganti penyimpangan, itu kan tak terdeteksi juga oleh Facebook-nya. Jadi, menurut Asma, tetap bisa jadi corong, tapi dengan cara lebih bijak agar orang memperhatikan itu juga," kata dia menjelaskan.