REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Tujuh korban selamat dalam kecelakaan kerja di proyek pembangunan PLTA Wampu di Karo, Sumut, Rabu (24/2) pagi, masih menjalani perawatan intensif. Tiga di antaranya dalam kondisi kritis.
Ketujuhnya dirawat di RS Efarima Etaham, Kabanjahe. Para korban tersebut diketahui dalam keadaan memprihatinkan. Bahkan, tiga di antaranya masih kritis dan dirawat di ruang Intensif Care Unit (ICU). Mereka mengalami luka bakar lebih dari 90 persen.
Kondisi empat korban lain juga cukup parah dengan luka bakar lebih dari 50 persen. Namun, keempatnya disebut sudah melewati masa kritis usai menjalani operasi.
Dokter yang menangani ketujuhnya, dr Albert mengatakan, melihat kondisi lukanya, pemulihan korban tidak mudah dan memerlukan waktu. "Proses pemulihan korban terbilang tidak mudah karena tingginya efek luka bakar yang mereka alami," kata Albert.
Sementara itu, enam korban tewas yang sempat disemayamkan di RS Efarina Etaham sudah diserahkan ke keluarga mereka. Keenamnya sudah dibawa ke daerah asalnya masing-masing.
Seperti diketahui, enam orang tewas dan tujuh luka-luka dalam kecelakaan kerja di proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wampu di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kejadian tersebut terjadi Rabu (24/2), sekitar pukul 09.00 WIB.
Kecelakaan kerja terjadi tepatnya di PT WEP (Wampu Electric Power) di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh. Saat kejadian, 13 pekerja tersebut sedang berada di terowongan pada proyek PT WEP itu. Diduga, ada gas yang masuk ke lokasi sehingga percikan api memantik ledakan dan membakar para pekerja.