REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di DI Yogyakarta hingga Februari 2016 ini masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DI Yogyakarta (DIY) hingga Februari 2016 ini tercatat ada 591 kasus DBD di seluruh DIY. Jumlah ini terdiri atas 521 kasus pada Januari dan 60 kasus di Februari ini dengan lima kasus meninggal.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie mengatakan, kasus DBD di DIY dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data kata dia, pada 2014 lalu tercatat ada 1.955 kasus dengan korban meninggal 12 orang. Angka itu meningkat pada 2015 menjadi 3.420 kasus dengan korban meninggal 35 orang. "Tahun ini sampai Februari saja suda 500 kasus lebih dengan 5 kasus meninggal," ujarnya di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (24/2).
Berdasarkan wilayah kata dia, Bantul menempati urutan pertama kasus DBD ini. Hingga Februari ini tercatat ada 188 kasus. Disusul kemudian Gunungkidul ada 134 kasus, Kota Yogyakarta 132 kasus dengan 3 kasus meninggal, Sleman 106 kasus dengan satu kasus meninggal dan terakhir Kulonprogo 34 kasus dengan kasus meninggal satu.
Menurutnya, pemerintah sudah menerjunkan petugas Distric Surveilance Officer (DSO) setiap wilayah. Bahkan petugas inimelakukan pemantauan intensif di masing-masing daerah dan melakukan laporan cepat saat menemukan kasus.
Upaya lain yang dilakukan, lanjut Daryanto, adalah melalui gerakan satu rumah satu jumantik. "Dengan begitu, jentik yang ada terus terpantau dan tidak sampai berkembang biar menjadi nyamuk, ujarnya..
Terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia sebelumnya mengatakan, w ilayah dengan kasus demam berdarah terbanyak di Kota Yogyakarta berada di Sorosutan, Klitren, Muja-Muju dan Kricak. "Kita masih terus melakukan pendataan kasus DBD ini," katanya.