Rabu 24 Feb 2016 05:53 WIB

Din Syamsuddin: LGBT Banyak Dipengaruhi Faktor Lingkungan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Esthi Maharani
Din Syamsuddin
Foto: Republika/Wisnu Aji Prasetiyo
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah sebuah realitas pada era kehidupan modern dewasa ini yang semakin mengemuka.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan ada penyimpangan fitrah kemanusiaan karena orientasi seks pelaku LGBT dipengaruhi bukan oleh faktor dasar, melainkan faktor ajar.

"Toh mereka tidak berperilaku seks seperti itu dari awal, melainkan baru di tengah jalan kehidupannya. Jadi lebih banyak faktor ajar, bukan faktor dasar," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (23/2). Faktor ajar yang dimaksud adalah faktor lingkungan, pertemanan, dan arus kebudayaan.

Dalam sejarah umat manusia, orientasi seks menyimpang terhadap sesama jenis, khususnya terhadap sesama laki-laki, sudah pernah terjadi di zaman kaum Nabi Luth di sekitar kawasan yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati. Menurut Alquran, homoseksual belum pernah terjadi sebelumnya. Artinya, tidak bisa dikatakan inheren dengan kemanusiaan. LGBT adalah manifestasi baru setelah sekian abad sejarah kemanusiaan.

Allah berfirman dalam Alquran, 'belum pernah terjadi dan dilakukan seseorang sebelum kamu oleh manusia lain. Artinya, LGBT adalah gejala baru waktu itu (zaman Nabi Luth)'.

"Ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa LGBT inheren dengan kemanusiaan," kata Din.

Alquran menyatakan LGBT adalah perilaku menyimpang, terutama setelah kaum Nabi Luth menantang Allah SWT menurunkan azabnya apabila memang perilaku tersebut salah. Allah SWT pun benar-benar menurunkan azabnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement