Rabu 24 Feb 2016 05:41 WIB

54 Eks Gafatar di Asrama Haji Bekasi Masih Tunggu Pemulangan

Rep: c38/ Red: Hazliansyah
 Eks Gafatar memeriksakan kesehatan Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Eks Gafatar memeriksakan kesehatan Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 54 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Embarkasi Asrama Haji Jakarta-Bekasi, Bekasi belum dapat dipulangkan. 54 orang tersebut masih menunggu jemputan dari pihak pemerintah daerah.

"Sebanyak 54 eks Gafatar dari empat provinsi masih menunggu pemulangan, yaitu Lampung, Jambi, Jawa Tengah, dan Jogja," kata Staf Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kementerian Sosial, M. Aji Tori, kepada Republika.co.id, Selasa (23/2) di Asrama Haji Bekasi.

Aji merinci, sebanyak 30 orang eks Gafatar berasal dari Jawa Tengah, 14 orang asal Jogja, delapan orang asal Jambi, dan dua orang asal Lampung. Mereka sudah hampir sebulan menempati gedung Mina A di Asrama Haji Bekasi. Seperti diketahui, rombongan ini tiba di Asrama Haji Bekasi pada 1 Februari 2016.

Ia menjelaskan, situasi tiap pemerintah daerah terkait pemulangan eks Gafatar ini berlainan. Jateng masih berusaha memulangkan, tapi belum ada informasi lebih lanjut. Sementara itu Jogja mengaku tengah melakukan pendataan. Beberapa waktu sebelumnya, pemprov DIY pernah datang untuk meminta data, tapi sampai sekarang belum memberi kepastian kapan akan menjemput warganya.

Jambi menyampaikan bahwa penjemputan akan dilakukan hari ini. Tapi, staf Kementerian Sosial ini belum berani memastikan lantaran Jambi sudah dua kali menyampaikan janji serupa dan belum terlaksana. Eks Gafatar asal Lampung juga masih menunggu pemulangan. Dinas Sosial Lampung belum memberikan konfirmasi waktu.

Menurut Aji, timnya belum dapat memastikan kapan 54 eks Gafatar ini akan dipulangkan. Semua tergantung masing-masing pemda, meski ia berharap dapat secepatnya.

Aji mengungkapkan, kendala yang dihadapi Kementerian Sosial berkaitan dengan perbedaan respons masing-masing daerah.

"Posisi kita sudah menampung dan menginformasikan ke daerah. Daerah macam-macam. Ada yang reaktif dan langsung menjemput, ada yang hanya mengambil data, ada juga yang belum pernah ke sini sama sekali. Seperti Jawa Tengah," kata Aji, seraya menambahkan bahwa Jateng masih mengurus eks Gafatar yang ditampung di wilayahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement