Selasa 23 Feb 2016 15:40 WIB

Setiap Hujan, Petani Cabai Selalu Merugi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani Cabai (ilustrasi)
Foto: informasi-budidaya.blogspot.com
Petani Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Musim hujan yang turun beberapa bulan terakhir membuat tanaman cabai merah membusuk dan menurun produksinya. Kondisi itu membuat para petani cabe menjerit.

"Setiap musim hujan, kondisinya memang merugi," keluh salah seorang petani di Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Ranoto kepada Republika.co.id,  Selasa (23/2).

Ranoto mengatakan, hujan membuat bunga-bunga cabe merah menjadi rontok. Selain itu, hujan juga menyebabkan tanaman cabai merah mudah terserang jamur dan ulat hingga membusuk.

Dampaknya, produksi cabai merah menjadi anjlok. Dalam kondisi normal, produksi cabai merah bisa mencapai 15 kuintal per bau (1 bau = 0,7 hektare) per panen. Selama masa produksi dalam waktu tiga bulan, panen bisa terjadi sepuluh kali.

Namun, akibat musim hujan, produksi cabe merah hanya sekitar lima sampai enam kuintal per bau per panen. Dalam waktu tiga bulan, panen pun hanya terjadi sekitar lima kali.

"Padahal saat ini harga cabe merah di pasaran sedang tinggi, tapi petani tak bisa menikmatinya," kata  Ranoto.

Harga cabe merah di pasaran saat ini berkisar antara Rp 35 ribu - Rp 40 ribu per kg. Padahal sebelumnya, harga cabe merah hanya berkisar Rp 15 ribu - Rp 20 ribu per kg.

Tak hanya di Kabupaten Indramayu, kondisi serupa juga dialami petani di Kabupaten Cirebon. Ramlah, petani asal Cirebon menyebutkan, setiap kali panen biasanya mendapatkan sepuluh kuintal per bau. Namun saat ini, hanya sekitar satu sampai dua kuintal per bau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement