Selasa 23 Feb 2016 13:15 WIB

BPSK Proses Laporan Dugaan Kaki Katak dalam Susu Kemasan

Rep: C26/ Red: Winda Destiana Putri
Susu
Foto: Safebee
Susu

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bandung mengakui telah menerima laporan dan pengaduan warga terkait benda aneh dalam produk susu kemasan.

Benda aneh tersebut diadukan menyerupai kaki katak.

Anggota BPSK Kota Bandung Hariang Dede Taofik, mengatakan seorang ibu bernama Rini Tresna Sari (46) mengatakan susu kemasan tersebut merupakan merek susu ternama. Sebagai konsumen, Rini melaporkan penemuan benda mirip kaki katak dari susu yang diminum oleh anaknya.

Hariang mengatakan atas laporan tersebut sesuai prosedur, kasus laporan ini dapat dibawa ke proses pengadilan. Namun pihaknya akan mengkaji dengan memanggil pihak teradu dan pengadu sebelum dilakukan persidangan.

"Sesuai kewenangan BPSK, kami menerima dan menyelesaikan sengketa konsumen. Sesuai hukum acara yang berlaku di mana kedua pihak akan kita panggil. Dan selanjutnya akan diproses sesuai tata acara BPSK," kata Hariang saat ditemui Republika di kantor BPSK Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/2).

Dalam pemanggilan tersebut, ujar dia, kedua pihak yang bersengketa itu akan diberikan pilihan mengenai tiga metode penyelesaian sengketa. Mediasi, konsiliasi, atau arbitrase.

Ia menyebutkan atas laporan tersebut pengadu menuntut ganti rugi kepada pihak produsen. Atas biaya perawatan saat berada dan usai dari rumah sakit.

"Pengadu meminta penggantian biaya perawatan anaknya di rumah sakit," ujarnya.

Hingga kini, pihaknya juga belum memanggil produsen untuk mengkonfirmasi. Pasalnya laporan masih diproses dengan meminta pihak pengadu memenuhi syarat pelaporan yakni identitas, kronologis kejadian, dan barang bukti. Laporan ini, ujar Hariang, akan diselesaikan dalam waktu 21 hari.

Ia menceritakan awalnya Rini melapor ke BPSK Kota Bandung, Senin (22/2) atas temuan benda aneh tersebut pada akhir Januari 2016 lalu. Akibat meminum susu yang terkontaminasi itu, anaknya mengalami keracunan makanan setelah meminum produk mereka.

Sebelumnya berdasarkan laporan pada BPSK, pihak pengadu menyebutkan kejadian bermula saat anaknya makan siang. Seperti biasa disela-sela makan, anaknya minum susu. Namun terasa janggal karena kemasan masih berat sementara air susunya habis.

"Kemudian saya cek, tapi ketika digoyang seperti ada benda. Saya panik ke dapur dan buka kemasan dan keluar benda simetris pucat menyerupai daging ayam. Awalnya saya pikir ayam tapi lebih mirip selangkangan katak," ujar Rini saat mendatangi kantor BPSK, Senin (22/2) kemarin.

Rini mengatakan dirinya juga sempat merasakan susu kemasan tersebut pun merasakan efek yang tak biasa. Ia mengaku merasa mulutnya gatal meski setelah mencobanya.

Hal yang lebih parah terjadi pada anaknya. Usai meminum susu itu, bibirnya tebal dan gusinya bengkak. Disertai dengan demam dan batuk-batuk.

Akhirnya, anaknya dibawa ke Rumah Sakit Advent. Dari hasil diagnosa, anaknya diketahu keracunan makanan dan dirawat di rumah sakit hingga 1 Februari 2016.

Rini mencoba melapor ke BPSK setelah tidak mendapat kesepakatan pasti dari pihak produsen yang sempat dihubunginya. Ia berharap dengan begitu pihak produsen dapat bertanggung jawab dan mengecek produksinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement