Senin 22 Feb 2016 16:06 WIB

Genjot Indeks Panen, Jabar Percepat Waduk Cipanas

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Panen padi
Foto: Panca/Republika
Panen padi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, mendorong pembangunan Waduk Cipanas bisa segera terlaksana.

Menurut Sekda Provinsi Jabar Iwa Karniwa, Pemprov Jabar melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pembangunan waduk yang akan mengairi Sumedang dan Indramayu tersebut.

Waduk tersebut, kata Iwa, dibutuhkan untuk meningkatkan indeks panen di wilayah Pantura. Saat ini, indeks panen dalam setahun masih 1,5 kali. Dengan adanya waduk, maka indeks panen dapat mendekati 3 kali dalam setahun.

"Sehingga, kita pada tahun 2016-2017, masih bisa mempertahankan menjadi lumbung padi terbesar dan tertinggi di tingkat nasional," ujar Iwa kepada wartawan usai menggelar Rapat di Gedung Sate, Senin (22/2).

Saat ini, kata dia, Kabupaten Sumedang sudah merevisi tata ruang. Artinya, waduk Cipanas sudah terakomodir di tata ruang. 

Sedangkan untuk Kabupaten Indramayu, DPRD dan Bupatinya, sudah sepakat bahwa satu desa yang ada di Indramayu bisa digunakan untuk membangunan waduk.

Pemkab Indramayu, sudah sepakat untuk memasukkan ke dalam revisi rencana tata ruang wilayah Kabupaten Indramayu.

"Sesuai dengan arahan dari Kementrian tata ruang tersebut menjadi dasar. Itu bisa digunakan untuk menerbitkan Penlok (penetapan lokasi,red)," katanya.

Menurut Iwa, Biro Pemerintahan Umum Pemprov Jabar beserta bidang lain yang terkait sedang melakukan suatu proses penelitian lebih lanjut. Pemprov Jabar menargetkan, Penlok Waduk Cipanas bisa diselesaikan pada Maret tahun ini.

"Insya Allah, akan kami dukung penuh karena ini menyangkut agar daerah tersebut kalau kemarau tidak kekeringan dan kalau hujan tidak kebanjiran," katanya.

Selain itu, kata Iwa, waduk tersebut dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan bahan baku air. Baik itu untuk kepentingan, manusia untuk kebutuhan pertanian secara umum. Termasuk, juga untuk kebutuhan perkebunan.

Menurut Iwa, Pemprov bersama BBWS Cimanuk Cisanggarung sendiri gencar melakukan akselerasi. Karena, keberadaan waduk yang fisiknya ditargetkan selesai 2020 ini dibutuhkan Sumedang. Walaupun sekarang sudah Waduk Jatigede, tapi warga Sumedang sendiri malah tidak mendapatkan pasokan air baku.

"Kapasitasnya cukup besar ya, jadi nanti direncanakan bisa irigrasi untuk daerah Sumedang dan Indramayu kurang lebih seluas 10.565 hektar," katanya.

Waduk Cipanas, kata dia, akan memiliki banyak manfaat karena akan menjadi sumber air baku Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

Selain itu, sebagai sumeber energy listrik untuk Sumedang dan Indramayu dengan kapasitas terpasang 2,5 mega watt atau produksi 13 Giga watt hour.

Manfaat lainnya, aliran pemeliharaan sungai 1,50 meter perdetik. Serta, pemotongan debit banjir menjadi 475 meter perdetik.

"Nantinya ini untuk pengendalian banjir juga. Sekitar 39 persen pengendilian banjirnya. Ini manfaat juga untuk wisata," katanya.

Berdasarkan target yang dibuat oleh Kementerian, kata dia, akan dilakukan sejumlah kegiatan. Pertama, pembebasan lahan untuk daerah genangan sekitar 1.712 hektare.

Lalu pembangunan sarana, bangunan utama bendungan dan pengelang, rumah pembangkit dan jalan inspeksi dengan luas kurang lebih 23,94 ha.

"Lalu untuk jalan akses dan perkantoran rencananya 5 hektare, lalu green belt 358,51 hektare," katanya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Jabar Diden Trisna, curah hujan tinggi menjadi salah satu penyebab ribuan hektare sawah di Jabar terendam air. Yakni, dengan rincian per 15 Februari yakni Majalengka 184 Ha, Cirebon 378 Ha, Subang 597 Ha dan Indramayu 5.891 ha.

"Lagi-lagi daerah yang paling banyak mengalami hal ini (terendam air) adalah Indramayu yang salah satunya karena tanggul jebol beberapa waktu lalu," katanya.

Diden berharap, dengan adanya Waduk Cipanas ini bisa mengendalikan banjir di wilayah Pantura. Sehingga, lahan pertanian tak akan terendam saat curah hujan tinggi.

Karena, selama ini, sebagian besar padi yang terendam air berusia muda sehingga gagal tanam. Rata-rata usianya baru 0-60 hari.

Diden berharap keberadaan Waduk Jatigede ditambah dengan Waduk Cipanas nantinya bisa berfungsi optimal untuk mencegah banjir di daerah yang menjadi salah satu lumbung padi nasional tersebut.

Pihaknya juga ingin fungsi Bendung Rentang sebagai pengatur pasukan air bagi irigasi di Indramayu dapat lebih maksimal.

"Jika keduanya sudah berfungsi dengan baik maka bisa mengatur pasokan air bagi Indramayu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement