REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Musim hujan yang terjadi tidak lantas membuat masyarakat Kabupaten Bima memiliki dan kecukupan air bersih. Hingga saat ini, enam desa yaitu Desa O’o, Desa Kala, Desa Dori Dungga, Desa Mpili di Kecamatan Donggo dan Dusun Ndano Ndere Kecamatan Soromandi masih kesulitan memperoleh air bersih.
“Warga Donggo dan Soromandi terus mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Selama ini warga mengandalkan mata air Ntuda Ncora,” ujar Kur’an Manjaya, salah satu warga yang mengeluhkan kondisi tersebut di kantor Gubernur NTB, Senin (22/2).
Menurutnya, mata air tersebut digunakan oleh lima desa dan satu dusun. Namun, untuk mendapatkan air tersebut harus mengantri lama bahkan menginap di lokasi penampungan air demi mendapatkan satu atau dua jeriken air bersih.
Ia menuturkan, mata air yang diandalkan lima desa dan satu dusun tersebut memiliki debit air yang kecil. Sehingga, masyarakat yang mengantri harus menunggu sangat lama. Kondisi tersebut sudah terjadi tiap tahun apalagi di musim kemarau.
“Jarak yang ditempuh untuk mendapatkan air bersih di mata air itu sangat jauh. Warga harus berjalan kaki sepanjang tujuh km untuk sekadar mandi, wudhu dan menyimpan dua jeriken air,” katanya.
Manjaya mengatakan jumlah kepala keluarga di lima desa dan satu dusun di Kabupaten Bima diperkirakan mencapai 1.000 KK. Akibat kesulitan air bersih yang sering terjadi, salah satu yang sering dirasakan masyarakat adalah penyakit gatal-gatal karena mengonsumsi air yang tidak bersih.
Kepala Biro Humas dan Protokoler NTB, Yusron Hadi mengatakan pemerintah provinsi akan melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten. Salah satunya agar menyegerakan ketersediaan air bersih bagi masyarakat di Donggo dan Soromandi.