REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor meresmikan penerapan plastik berbayar di Kota Bogor sejak kemarin (21/2). Walikota Bima Arya menyatakan plastik berbayar di Kota Bogor dipatok senilai Rp 200.
Terkait harga tersebut, Dhavy Leo (30) menilai harga tersebut untuk plastik berbayar terlalu murah. "Bukan masalah harga, sekarang kalau parkir di minimarket saja bisa bayar dua ribu rupiah. Nah ini kalau plastik berbayar hanya dua ratus perak ya terlalu murah," kata Dhavy kepada Republika saat menyambangi salah satu minimarket di daerah Sukasari.
Kalau harga plastiknya hanya Rp 200 saja, kata Dhavy, bisa jadi warga yang malas bawa kantung sendiri juga tidak keberatan. Apalagi, lanjut Dhavy, biasanya kalau tidak ada kembali Rp 500 saja bisa dibiarkan saja dengan pelanggan.
Ia menilai yang paling penting dari program tersebut bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menguragi sampah plastik.
Dhavy mengaku saat ditemui di minimarket tersebut, ia memang belanja sedikit dan bisa dimasukan ke dalam tasnya. Biasanya, Dhavy saat belanja cukup banyak juga sudah membiasakan diri membawa tas belanja berbahan kain sendiri.
"Saya sih sudah setuju semenjak program plastik berbayar masih menjadi wacana. Sekarang sudah diresmikan bagus lah," tutur Dhavy.
Semenjak kemarin diresmikan, Dhavy melihat minimarket di Kota Bogor sudah menerapkan hal tersebut. Menurutnya, kasir minimarket sudah memberitahu adanya plastik berbayar dan menawarkan pembelian tas kain senilai Rp 7 ribu.
Begitupun juga di salah satu minimarket di daerah Jalan Pahlawan, Bendongan, Kota Bogor sudah menerapkan program plastik berbayar kepada pelanggannya. Mereka juga menjual tas kain yang tampilannya cukup bagus untuk ditawarkan kepada pelanggan agar bisa digunakan berkali-kali.
Kasir di minimarket tersebut Rinni Aisyah (26) mengungkapkan banyak pelanggan yang sudah mengerti program tersebut.
"Pelanngan kebanyakan juga tidak keberatan. Yang membeli tas kain untuk digunakan berkali-kali juga tidak sedikit," tutur Rini.