Jumat 19 Feb 2016 19:54 WIB

BPLS Waspadai Luberan Lumpur Lapindo

Sejumlah pekerja dengan menggunakan alat berat mengurai lumpur di pusat semburan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo
Foto: Antara
Sejumlah pekerja dengan menggunakan alat berat mengurai lumpur di pusat semburan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo

REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO -- Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mewaspadai adanya luberan lumpur Lapindo yang ada di dalam kolam penampungan lumpur menyusul terjadinya puncak musim hujan yang ada di wilayah setempat.

Humas BPLS Hengki Listia Adi, Jumat mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan pemantauan di sejumlah titik tanggul penahan lumpur.

"Saat ini yang menjadi perhatian kami adalah di titik 81 karena ketinggian air dengan bibir tanggul sekitar 50 centimeter. Namun, kondisi itu masih aman saat musim hujan seperti sekarang ini," katanya.

Ia mengemukakan pemantauan di seluruh tanggul penahan lumpur memang perlu dilakukan setiap hari agar kalau ada retakan atau segala sesuatu yang membahayakan bisa segera dilakukan tindakan.

"Sampai sejauh ini kondisinya masih bisa dibilang aman dan tidak ada kendala yang berarti terutama saat musim hujan seperti yang terjadi sekarang ini," katanya.

Disinggung tentang kondisi di titik 21 yang berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong, Hengki mengatakan kalau titik 21 sangat aman karena di titik 21 isi kolam penampungannya bukan air, melainkan lumpur yang sudah mengeras, sehingga tidak perlu dikhawatirkan yang terjadi di titik 21 ini.

Namun demikian, kata dia, pihaknya masih terus melakukan pengaliran lumpur ke Kali Porong untuk mengurangi beban yang ada di dalam kolam penampungan utama dari luapan Lumpur Lapindo.

"Pengaliran lumpur dengan menggunakan kapal keruk ke Kali Porong tetap kami lakukan supaya beban yang ada di dalam kolam penampungan berkurang," katanya.

Ia menyebutkan saat ini sejumlah pompa yang digunakan untuk menguras air di Jalan Raya Porong juga sudah dilepas karena banjir yang ada di kawasan itu sudah surut.

"Begitu pula dengan pompa bantuan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga sudah dilakukan pelepasan dan diharapkan tidak akan terjadi banjir lagi di wilayah tersebut saat musim hujan ini," katanya.

Di Sidoarjo, selama beberapa hari terakhir terjadi musibah banjir di sejumlah kecamatan. Dari catatan yang ada tujuh kecamatan dengan jumlah 48 ribu kepala keluarga yang rumahnya terendam banjir.

Banjir juga melumpuhkan jalur kereta api yang melintas di sisi tanggul penahan lumpur Lapindo, Porong Sidoarjo. Akibatnya, PT KAI mengalami kerugian sampai dengan ratusan juta rupiah setiap harinya akibat banjir ini.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement