REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terkait kemungkinan terjadinya banjir lahar dingin di bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi, terutama di Sungai Gendol dan Opak.
"Bila terlihat langit sudah mendung, lebih baik segera mencari tempat yang aman," Kepala BPBD Sleman, Julisetiono Dwi Wasito, Kamis (18/2).
Ia menjelaskan saat ini curah hujan di puncak Merapi masih tinggi. Sehingga ancaman banjir lahar dingin dapat terjadi sewaktu-waktu. Adapun material pasir yang masih mengendap di puncak Merapi sekarang sekitar 25 juta kubik.
Meskipun aliran sungai lancar, jika diguyur hujan terus-menerus, material Merapi yang ada di pucak akan mengalami kejenuhan. Lalu turun ke bawah. Sebagaimana yang terjadi pada Rabu (17/2) pukul 17.30.
Sebanyak dua truk tertimbun material pasir akibat banjir lahar dingin di Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan. Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Menurut Juli, keberadaan early warning system (EWS) di sejumlah titik tidak bisa dijadikan acuan. Sebab, banjir sering kali terjadi lebih cepat dari sinyal yang diberikan EWS.
"Terkadang hanya butuh waktu 15 menit dari sinyal peringatan, tiba-tiba banjir sudah datang," ujar Juli.
Di sisi lain, Juli menyayangkan masih adanya aktivitas penambangan di bantaran sungai. Padahal pemerintah sudah mengeluarkan aturan pelarangan.