REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mengungkapkan, terdapat enam "hot spot" atau titik panas terpantau berada di Provinsi Riau dari total sembilan titik di wilayah Sumatera.
"Hari ini di Sumatera total ada sembilan hot spot, paling banyak itu di Riau atau tepatnya pada dua kabupaten/kota dengan enam titik panas," papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu.
Dia merinci, keenam titik panas tersebut tersebar masing-masing di Kota Dumai sebanyak empat titik dan Kabupaten Kepuluan Meranti berjumlah dua titik.
Sedangkan sisanya, tiga titik panas lagi tersebar di Provinsi Sumatera Utara sebanyak dua titik dan satu panas terpantau berada di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Namun, tidak semua titik panas di Sumatera tersebut memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen sebagai tanda titik apai atau terbakarnya lahan dan hutan di wilayah tersebut.
"Untuk titik panas tingkat kepercayaan 70 persen, keseluruhan hanya berada di Riau. Terpantau hanya ada dua titik, masing-masing satu berada di Dumai dan satu titik berada di Meranti," jelas Slamet.
Secara umum, kata dia, cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan dengan potensi hujan tetap terjadi, tapi dengan intensitas ringan hingga sedang tidak merata.
"Intensitas hujan mulai ringan hingga sedang terjadi secara tidak merata yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Riau bagian Barat, Tengah, dan Selatan pada sore atau malam hari," ungkap Slamet.
Komando Resort Militer (Korem) sebelumnya telah menetapkan, 163 desa dari total 1.800 lebih jumlah desa atau kelurahan di Riau rentan terhadap bahaya kebakaran lahan dan hutan menyusul terjadinya dampak El Nino dan musim kemarau tahun ini.
"Desa di kita (Riau) ada 164 yang merupakan daerah rawan terbakar. 164 desa dari total 1.880 lebih desa/kelurahan," papar Komandan Korem 031/Wirabima, Brigjen TNI Nurendi.
Nurendi mengatakan, sampai saat ini baru 20 desa di tiga kabupaten yakni Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti atau berada sepanjang Sungai Kampar rawan terbakar mendapat perhatian dalam hal pencegahan oleh produsen kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper.
Masih terdapat 144 desa lagi, perlu diperhatikan secara bersama terutama warga tempatan, kepolisian resort, aparat TNI distrik militer setempat serta pemerintah daerah kabupaten/kota di Riau, katanya.