Rabu 17 Feb 2016 12:37 WIB

Peduli LGBT, LSM Ini Lawan Propaganda Legalisasi Pernikahan Sejenis

Rep: C38/ Red: Achmad Syalaby
Ilustrasi komunitas LGBT di Cile
Foto: EPA
Ilustrasi komunitas LGBT di Cile

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Koordinator Program Pencegahan HIV dan Dukungan ODHA, Yayasan Lembaga Kasih Indonesia, Basuki Setyawan, menceritakan, LKI terbentuk pada 2002 dari sebuah Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). Sebuah wadah yang aman dan nyaman bagi para penyandang HIV/AIDS.

Awalnya, tutur lelaki yang akrab disapa Uki ini, Lembaga Kasih Indonesia hanya fokus pada penderita HIV di kalangan pengguna narkoba suntik. Pada tahun-tahun belakangan, kasus heteroseksual mulai muncul. Data Dinas Kesehatan menunjukkan tingginya angka penderita HIV di kalangan waria. 

Menurut Uki, berdasarkan data tersebut, dari 37 sampel, hampir 50 persen terbukti HIV positif. Akhirnya, pada 2009-2011, LKI mulai melebarkan sayap dengan melakukan pendampingan kepada PSK, waria, dan gay. Sempat berhenti mendampingi gay pada 2011 karena ada sebuah kebijakan nasional, lembaga ini kembali menangani gay pada 2013.

"Sikap kita terhadap LGBT tegas. Kalau masih dalam ranah kesehatan dan ekonomi, kita akan care pada mereka. Tapi, kalau sudah ranahnya ke politik, kita akan yang pertama kali juga melawan mereka," kata Uki saat ditemui di kantornya, di Bekasi, Rabu (17/2).

Uki menjelaskan, LKI perhatian pada kaum gay dalam ranah kesehatan dan ekonomi. Jika mereka mendapat diskriminasi dalam layanan publik, pihaknya akan membantu melakukan advokasi. Namun, LKI menentang bila kelompok LGBT menuntut legalisasi pernikahan sejenis atau pencantuman orientasi seks mereka dalam KTP.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement