Selasa 16 Feb 2016 03:05 WIB

Kemenkes: DBD Lebih Berbahaya daripada Virus Zika

Rep: c21/ Red: Nidia Zuraya
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih lebih berbahaya daripada virus zika yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti. Sebab di Indonesia virus Zika, belum berdampak hingga membuat seseorang meninggal di Indonesia.

Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf mengatakan telah membahas dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) jika DBD masih lebih berbahaya. “Kalau DBD sudah banyak yang meninggal, sekitar 80 orang, dan setiap tahun selalu ada,” kata dia, Selasa (16/2).

Komisi IX DPR telah membahas dengan Kementerian Kesehatan. Kesimpulannya virus zika tidak seberbahaya DBD, dan penyebarannya belum terlalu memeprihatinkan seperti negara Amerika Latin.

Untuk penyebarannya virus zika di Indonesia, belum masuk ke dalam kondisi berbahaya. Dede menerangkan virus zika awalnya berasal dari Afrika dan menyebar di beberapa wilayah, seperti Amerika Latin, Amerika Serikat dan sekarang sudah menjurus ke Hindia.

Kemudian dia mengatakan bisa saja dalam kurun waktu enam bulan ke depan virus tersebut dapat menyebar ke Indonesia. Namun terkait penyebaran virus zika, pemerintah sudah melakukan langkah untuk mengantisipasinya,  karena penyebarannya sama seperti DBD, yaitu dibawa oleh nyamuk aedes aegypti.

“Jadi kalau bisa mencegah demam berdarah, kita juga dapat mencegah virus zika,” kata dia.

 

Selain itu, perilaku dari virus zika belum terdengar daat menimbulkan kepada kematian, namun hanya berpengaruh kepada janin dalam kandungan. Berbeda dengan DBD yang sudah membunuh banyak orang, khususnya di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement