Selasa 16 Feb 2016 06:06 WIB

Hikayat PSK dan Jamaah Masjid Hidup Berdampingan di Kalijodo

Rep: C21/ Red: Karta Raharja Ucu
Aktifitas warga usai pemasangan surat sosialisasi pertama penertiban Kalijodo, Jakarta, Senin (15/2).   (Republika Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Aktifitas warga usai pemasangan surat sosialisasi pertama penertiban Kalijodo, Jakarta, Senin (15/2). (Republika Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matahari sudah kembali ke pelukan malam, saat suara azan Maghrib dari dua masjid dan satu mushala saling bersahutan di wilayah Kalijodo, Jalan Pengadegan II, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Utara, Senin (15/2). Panggilan menegakkan shalat yang seharusnya menjadi awal berakhirnya pergelutan aktivitas manusia itu, ternyata tidak berlaku di Kalijodo.

Republika.co.id yang datang sekitar pukul 22.00 WIB merasakan "hidupnya" aktivitas di Kalijodo saat malam hari. Kian malam, kawasan Kalijodo justru makin gemerlap.

Deretan bangunan yang diterangi lampu kerlap-kerlip mulai didatangi para pelanggan. Persis seperti lampu petromak dihinggapi laron.

Beragam aktivitas di deretan bangunan Kalijodo yang menjadi gelanggang pertarungan para hidung belang dengan pekerja seks komersial (PSK) itu, tidak terpengaruh dengan keberadaan rumah-rumah Tuhan yang berdiri tegak di wilayah yang sama.

Salah satunya adalah Masjid Nurul Hasanah yang terletak di Jalan Kepanduan II, tepatnya berada di ujung jalan inspeksi Kanal Barat, Pejagalan, Jakarta Utara. Di masjid yang berdiri sejak 1970 itu, aktivitas keagamaan tak pernah berhenti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement