REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Pemadaman listrik yang masih sering terjadi dikhawatirkan mengganggu pelaksanaan ujian nasional di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah nanti.
"Pemadaman listrik memang bisa terjadi kapan saja. Kejadian tahun lalu harus kita jadikan pengalaman. Kami meminta pihak sekolah juga mengantisipasi ini dengan menyiapkan genset," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur (Kotim) Suparmadi di Sampit, Senin (15/2).
Kerisauan terhadap gangguan akibat pemadaman listrik, cukup beralasan. Apalagi, tahun ini ada tujuh sekolah di Kotawaringin Timur yang menggelar ujian nasional dengan sistem Computer Base Test (CBT) atau online. Sistem ini mutlak harus ada pasokan listrik untuk menghidupkan perangkat komputer.
Informasinya, ujian nasional untuk tingkat SMA/MA/SMK/Program Paket C akan digelar pada 4 sampai 6 April 2016, sedangkan tingkat SMP/MTs/Program Paket B digelar pada 9 sampai 12 Mei 2016.
Pemadaman listrik bisa saja terjadi karena saat ini sedang dilakukan pemeliharaan mesin pembangkit listrik tenaga uap di Kalimantan Selatan yang diperkirakan baru selesai Mei nanti. Selama itu, pemadaman listrik bisa saja dilakukan saat beban puncak atau pada saat tertentu.
"Kalau dari segi peralatan, tujuh sekolah itu sudah siap. Ini mulai dilakukan simulasi untuk melatih kesiapan para siswa kita. Kami berharap pelaksanaannya nanti berjalan lancar dan anak-anak kita mendapatkan nilai memuaskan," harap Suparmadi.
Tujuh sekolah yang sudah siap menggelar ujian nasional dengan CBT adalah SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2 Sampit, SMKN Kotabesi dan SMKN Cempaga. Jumlah ini jauh meningkat dibanding tahun lalu yang hanya satu sekolah yaitu SMKN 2 Sampit.
Tahun 2015 lalu ada dua sekolah di Kalimantan Tengah yang melaksanakan UN secara online yaitu MAN Model Kota Palangka Raya dan SMKN 2 Sampit Kotim. Dua sekolah itu dipilih karena dinilai sudah siap melaksanakan UN dengan sistem ini, khususnya dalam hal ketersediaan fasilitas.