REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Mohammad Abduhzen mengatakan, sebenarnya fenomena homoseksual merupakan patologi (penyakit) sosial. Penyembuhannya bisa dilakukan dengan pencegahan.
"Masyarakat harus menegakkan nilai-nilai budaya kita yang tak menerima homoseksual. Kalau nilai-nilai homoseksual tak diterima, pada akhirnya mereka akan menjadi normal juga," katanya, Senin, (15/2).
Di kampungnya, terang Abduhzen, terdapat dua laki-laki yang lemah gemulai. Suaranya dan lenggak lenggoknya mirip perempuan.
"Namun karena masyarakat tak menerima ideologi homoseksual karena bertentangan dengan nilai-nilai agama maka ia menikah dengan perempuan. Bahkan ada juga yang anaknya banyak."
Kedua laki-laki kemayu itu, ujar Abduhzen, menjadi bapak, suami, dan petani. "Keluarganya baik-baik saja meskipun saya yakin kalau mereka hidup di lingkungan yang menerima homoseksual, mereka ada kecenderungan ke sana," ujarnya.