Senin 15 Feb 2016 20:56 WIB

DBD Merebak, Permintaan Darah Meningkat

Petugas memeriksa stok darah di penyimpanan darah PMI.    (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas memeriksa stok darah di penyimpanan darah PMI. (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Permintaan darah di Unit Donor Darah PMI Kota Sukabumi Jawa Barat meningkat karena merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut.

"Sejak meningkatnya kasus DBD sejak awal Januari hingga saat ini, permintaan darah meningkat sekitar 300 labu, yang biasanya setiap bulannya hanya 1.200 labu darah tetapi sekarang mencapai 1.500 labu," kata petugas UDD PMI Kota Sukabumi, Samsudin di Sukabumi, Senin (15/2).

Menurut dia meningkatnya permintaan darah ini karena kebanyakan penderita DBD membutuhkan pasokan darah yang disebabkan trombositnya menurun drastis.

Setiap harinya hampir 50 labu darah dipasok ke sejumlah rumah sakit untuk membantu pasien yang membutuhkan darah, namun kebanyakan saat ini permintaan itu dari pasien DBD.

Bahkan jika trombosit si pasien sudah kritis atau di bawah rata-rata, bisa membutuhkan sedikitnya 15 labu. Maka dari itu, untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan persediaan, setiap harinya mobil UDD PMI Kota Sukabumi berkeliling mencari sukarelawan yang bisa mendonorkan darahnya.

"Dengan cara seperti ini pasokan darah bisa terpenuhi, bahkan sudah tiga bulan terakhir PMI Kota Sukabumi tidak meminta bantuan dari PMI lain terkait persediaan darah," tambah Samsudin.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi, Irma Agristina mengatakan sampai Februai ini jumlah warga yang meninggal dunia diduga akibat terjangkit DBD sebanyak dua orang. Untuk jumlah warga yang mengidap penyakit ini mencapai 45 orang hingga akhir Januari.

"Antisipasi terus menyebarnya penyakit ini kami tingkatkan progam pemberantasan sarang nyamuk atau PSN, tetapi progam ini bisa berjalan baik jika masyarakat secara rutin membersihkan tempat-tempat yang diduga mejadi sarang nyamuk Aedes Aegypti," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement