REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kalijodo, Jakarta Barat, menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seperti preman. Ini menyusul rencana penggusuran paksa rumah warga di kawasan tersebut.
"Pertanyaan kami, yang preman kami apa gubernur, wali kota atau siapa? Sembarangan gusur," kata salah seorang warga, Leonard Eko, di Jakarta, Senin (15/2).
(Baca: Warga Kalijodo: Kami Dianggap Anak Haram)
Seperti diketahui, Pemprov DKI berencana menggusur lokalisasi Kalijodo untuk kemudian dibangun ruang terbuka hijau (RTH). Alasan lain penggusuran tersebut, lantaran banyaknya perjudian dan prostitusi di kawasan itu.
Leonard yang mewakili warga menolak rencana penggusuran tersebut. Mereka tetap menolak meski lahan tempat tinggal mereka masuk dalam kawasan zona hijau berdasarkan peta Badan Pertanahan Nasional. Leonard mengaku membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) kepada pemerintah kurang lebih Rp 16 juta setahun.
"Balikin tuh setoran pajak PBB kami kalau mau digusur," katanya.
Sebelumnya, warga Kalijodo menyambangi Komnas HAM. Kedatangan mereka untuk mengadukan selebaran yang ditempel di setiap rumah warga terkait penggusuran yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Mereka membawa KTP, kartu keluarga, dan bukti pembayaran PBB.