Senin 15 Feb 2016 01:49 WIB

BNPB: Banjir dan Longsor Pengaruh Ulah Manusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Antara
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan faktor yang paling besar penyebab terjadinya banjir dan longsor di musim hujan, adalah faktor antropogenik atau pengaruh ulah manusia.

Makin rusaknya lingkungan seperti meluasnya lahan kritis, daerah aliran sungai kritis, rendahnya persentase ruang terbuka hijau dan hutan, berkembangnya permukiman di dataran banjir, pelanggaran tata ruang, buruknya pengelolaan sampah, sedimentasi, budidaya pertanian di lereng-lereng perbukitan atau pegunungan tanpa kaidah konservasi, dan lainnya telah menyebabkan wilayah makin rentan terhadap banjir dan longsor.

"Politik lokal juga makin meningkatkan kerentanan, dimana makin merebak ijin usaha pertambangan di bagian hulu daerah aliran sungai, minimnya pendanaan untuk pengurangan risiko bencana, terbatasnya staf professional yang ditempatkan pada jabatan-jabatan strategis dan lainnya," kata dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (14/2).

Sutopo menambahkan kerentanan disebabkan oleh akumulasi dari berbagai masalah, dimana meningkatnya faktor-faktor penyebab dibandingkan dengan upaya pengelolaan lingkungan. Saat musim hujan, seolah-olah menjadi menakutkan karena akan muncul bencana banjir, longsor, dan puting beliung yang selalu timbul korban jiwa.

Begitu pula sebaliknya, saat masuk musim kemarau, muncul ketakutan akan terjadinya bencana asap akibat kebakaran hutan  dan lahan, pertanian puso, krisis air dan kekeringan lain. Jika hal ini dibiarkan maka bencana hidrometeorologi akan makin meningkat kejadian dan dampaknya.

Ia mengatakan pada saat terjadi bencana, maka semua bantuan tadi dikerahkan untuk penanganan darurat. BNPB juga hadir memberikan pendampingan atau memperkuat kepada BPBD, baik perkuatan pendanaan, manajerial, logistik, peralatan dan administrasi.

Saat darurat banjir longsor, BNPB memberikan bantuan penanganan darurat untuk penyelamatan, pertolongan, dan pemenuhan kebutuhan darurat serita perbaikan kerusakan darurat telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 3 milyar, dimana diberikan kepada masing-masing daerah yang sedang terkena bencana.

Daerah-daerah tersebut masing-masing menerima Rp 250 juta. Daerah-daerah tersebut antara lain Kabupaten Aceh Utara, Solok Selatan, Solok, 50 Kota, Kampar, Rokan Hulu, Kota Medan, Binjai, Merangin, Bungo, Indramayu, dan Prov Bangka Belitung.

"Upaya penanganan bencana kian baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tentu ada dinamika-dinamika di lapangan yang mempengaruhi kecepatan penanganan bencana," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement