Ahad 14 Feb 2016 20:04 WIB

Sleman Cari Investor Baru Sektor Pariwisata dan Industri

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Nur Aini
Pemkab Sleman
Foto: antara
Pemkab Sleman

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Meski investasi di Kabupaten Sleman terus meningkat, pemerintah setempat masih membuka lebar peluang masuknya penanam modal baru. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BMPPT) Purwatno Widodo mengatakan, penambahan investasi diperlukan untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja.

“Sehingga tenaga kerja di Sleman bisa terserap,” ujarnya, Ahad (14/2). Ia menyampaikan, pemerintah tidak akan mempersulit proses penanaman modal. Karena pada dasarnya, daerah pun membutuhkan investasi untuk mendorong pembangunan.

Hal ini terbukti dengan upaya BMPPT yang telah mempersingkat proses izin penanaman modal. Jika dulu bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan, saat ini prosesnya dapat selesai dalam waktu tiga hari. Namun dengan syarat, seluruh berkas perizinan harus lengkap.

Purwanto mengemukakan, meski saat ini telah berlaku moratorium hotel, apartemen, dan kondotel, investasi dapat dilakukan di bidang pariwisata lain, seperti restoran dan agen travel. Selain itu, peluang investasi di bidang perindustrian pun masih terbuka lebar. Adapun sektor industri terbesar di Kabupaten Sleman adalah produksi sarung tangan golf.

Selama ini BMPPT Sleman telah mengeluarkan ribuan izin untuk keperluan investasi.  Rata-rata mencapai 50 izin per hari. “Jenisnya macam-macam. Tapi kalau untuk HO atau izin ganngguan itu bisa cepat,” tutur Purwatno.

Kasubid Pengembangan Investasi BMPPT Sleman, Sriyono mengatakan, peningkatan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Sleman pada akhir tahun lalu mencapai 62,37 persen. Dari nilai PMDN 2014 sebesar Rp 1,9 triliun, menjadi Rp 3,15 triliun pada 2015.

Sementara peningkatan jumlah unit usahanya tidak begitu signifikan, yaitu hanya sebesar 13,26 persen. Dari 45 unit usaha pada 2014, menjadi 51 unit usaha pada 2015. Menurut Sriyono, hal tersebut terjadi karena investasi terbesar pada 2015 berasal dari Hartono Mall yang baru diresmikan akhir tahun lalu.

Adapun investasi 2015 didominasi oleh sektor pariwisata. Nilainya mencapai Rp 1,4 triliun dan mampu menyerap 2.592 tenaga kerja. Disusul oleh sektor perdagangan dan jasa senilai Rp 1,2 trilun yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.991 orang.

Sedangkan investasi di sektor perindustrian senilai Rp 510 miliar. Namun sektor ini mampu menyerap tenaga kerja paling banyak, yaitu 6.970 orang. “Untuk sektor pertanian tidak ada modal dari dalam negeri yang masuk,” kata Sriyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement