REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menargetkan produksi kopi Indonesia mampu menyamai dengan produksi Vietnam ke depannya. Salah satu daerah yang akan diupayakan untuk meningkatkan produksi adalah Lampung.
"Apalagi Lampung salah satu yang terbesar produsen kopi," ujarnya kepada wartawan di Lampung, Sabtu (13/2).
Seperti diketahui, berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini posisi produksi kopi Indonesia di bawah Vietnam, yakni keempat. Vietnam sendiri berada pada posisi kedua di bawah Brazil dan diikuti Kolombia.
Menurut JK, saat ini produksi kopi Indonesia sebesar 664 ribu ton. Untuk itu, pemerintah berusaha meningkatkan produksi ke depannya dan setidaknya bisa menyamai produksi Vietnam yang mencapai 1,2 juta ton. Target ini dilakukan dengan memberikan bantuan kepada petani dari pupuk hingga bibitnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, pemerintah akan mengalokasikan Rp 5,9 triliun dari anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini demi petani kopi.
Plafon Rp 5,6 triliun tersebut akan dialokasikan masing-masing untuk intensifikasi sebesar Rp 4,4 triliun. Selain itu, anggaran tersisa sebanyak Rp 1,5 triliun untuk penanaman kembali atau replanting.
"Bantuan intensifikasi untuk kredit itu bunganya hanya sembilan persen dengan total plafon per tahun ini sebanyak Rp 4,4 triliun," tegasnya.
Target lahan intensifikasi ini, kata Amran, diharapkan bisa dilakukan pada lahan kopi seluas 100 ribu hektare. Upaya ini diharapkan bisa tercapai hingga akhir tahun melalui penyaluran KUR tersebut.
Amran juga menambahkan, Lampung merupakan daerah yang menghasilkan 30 persen dari produksi nasional dan terbesar di Indonesia. Namun masalah yang terjadi dalam aspek perkopian ini adalah persoalan tanaman yang tidak terpelihara dengan baik.