REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Rusia Vladimir Putin belum dipastikan memenuhi undangan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang akan berlangsung di Jakarta pada 6-7 Maret mendatang.
"Kami sangat berterima kasih atas undangan yang diberikan kepada kami sebagai negara pengamat sekaligus negara anggota kuartet perdamaian Timur Tengah. Namun saat ini kami belum mendapat informasi siapa perwakilan pemerintah Rusia yang akan hadir," ujar Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin usai peringatan Hari Diplomatik Rusia di Jakarta, Jumat (12/2).
Meskipun telah menerima undangan resmi dan meneruskan surat tersebut ke Moskow, pihak Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia belum dapat memastikan perwakilan pemerintahnya yang akan hadir dalam konferensi yang antara lain membahas penyelesaian konflik di Palestina dan status Yerusalem.
Sebagai negara yang termasuk anggota kuartet perdamaian Timur Tengah bersama dengan Amerika Serikat, PBB, dan Uni Eropa, Rusia menilai tema penyelesaian konflik di Palestina sangat penting untuk dibicarakan dalam forum global.
"Rusia adalah salah satu pendukung terkuat untuk kemerdekaan Palestina," tutur Galuzin.
Selain dihadiri 56 negara anggota OKI, KTT luar biasa itu rencananya akan dihadiri oleh negara-negara peninjau, yaitu Thailand, Bosnia Herzegovina, dan Republik Afrika Tengah.
Rangkaian acara KTT terdiri dari pertemuan tingkat menlu dan pertemuan tingkat pejabat senior (senior official meeting) pada 6 Maret, dilanjutkan dengan KTT yang dihadiri para kepala negara dan kepala pemerintahan pada 7 Maret.
KTT OKI diharapkan menghasilkan dukungan politik berupa dua pernyataan mengenai status Yerusalem dan Palestina yang kemudian ditindaklanjuti dalam aksi nyata.
Ikuti Whatsapp Channel Republika